Master Blogger : Antara Ada dan Tiada

Master Blogger : Antara Ada dan Tiada

Master. Kalau dalam dunia akademis, gelar ini diberikan kepada mereka yang sudah menyelesaikan studi di tingkat pascasarjana strata dua (SII). Di Indonesia secara resmi disebut Magister.

Dalam bahasa Inggris, master berarti guru. Bisa juga diartikan sebagai orang yang memiliki keahlian dalam sesuatu bidang. Boleh juga diterjemahkan sebagai atasan, majikan yang memiliki bawahan.

Definisi manakah yang bisa dipakai untuk menterjemahkan master blogger atau blogger master?

Jelas, kalau merujuk pada gelar akademis, master blogger itu tidak ada. Yang ada Master of Science, Master of Art dan banyak lainnya. Sudah mencoba browsing ke berbagai universitas di luar negeri, tetap “tidak ada” yang namanya gelar Master of Blogging.

Jadi, bisa dikata Master Blogger itu tidak ada. Kalau dilihat dari sisi akademis. Wajar saja karena blogger sendiri belum menjadi profesi yang diakui di banyak negara. Nama ini hanya merujuk pada seseorang yang mengelola sebuah blog. Itu saja.

Jadi, master blogger seperti yang banyak dipergunakan itu maksudnya apa? Lalu apa kriteria untuk menjadi seorang master blogger?

Apakah yang namanya master blogger itu benar-benar ada?

Bisa bantu jawab?

Master Blogger atau Blogger Master itu Ada!

Itu jawaban saya.

Secara akademis, jelas TIDAK ADA. Lingkungan akademis adalah hanya sebagian kecil dari kehidupan masyarakat. Lingkungan ini dianggap sebagai lembaga formal yang diakui sebagai berhak memberikan gelar kepada seseorang setelah melalui berbagai tahap.

Jadi, kalau seseorang tidak melalui tahap-tahap yang ditetapkan sebuah lingkungan akademis, maka ia tidak berhak mendapatkan gelar dari lingkungan tersebut.

Tetapi, dalam kehidupan pada kenyataannya banyak orang yang memiliki kemampuan mumpuni yang bahkan melebihi apa yang dimiliki mereka yang diberi gelar secara akademis. Banyak sekali.

Orang-orang seperti inilah yang kerap diberikan secara non formal, tidak resmi gelar “master” oleh masyarakat. Gelar ini adalah ungkapan atau pengakuan dari masyarakat terhadap kemampuan atau skill yang dimiliki seorang individu.

Tidak beda dengan gelar ustadz dalam bidang agama. Masyarakatlah yang melabeli seseorang dengan gelar ini. Semakin diakui kemampuannya gelar ini akan terus melekat pada orang yang bersangkutan.

Begitu juga gelar master blogger.

Seorang blogger yang sudah terbukti memiliki kemampuan dalam mengelola blog dan membawanya kesuksesan, wajar saja kalau masyarakat blogger memandangnya sebagai seorang ahli, master dalam ngeblog.

Jadi, secara teoretis ADA.

Masalah utamanya dalam dunia blogging, membuktikan kemampuan seseorang bukanlah sebuah hal yang mudah. Tidak ada kriteria dan batasan yang pasti tentang sebuah keberhasilan.

Kalau mengikuti teori gelar “ustadz” yang bisa diartikan seorang yang ahli agama, maka seorang yang berhasil dalam dunia blogging layak disebut master. Kenyataannya tidak demikian.

Contohnya saja, seorang Maxmanroe (mengikuti nama webnya saja), dipuja-puja sebagai seorang master blogger, wajar karena blognya memang berhasil. Herannya tidak ada yang menyebut Diana Rikasari sebagai master. Padahal ia juga berhasil menjadi trend setter dalam dunia fashion.

Apa bedanya karena keduanya sama-sama sudah berhasil dalam niche yang dipilihnya masing-masing? Apakah karena yang satu membahas blogging, internet sedang yang satunya hanya fashion saja?

Lebih bingung lagi, kalau melihat forum IAPD, seorang yang bahkan belum sukses, tetapi karena sering berpromosi dan membahas tentang ngeblog, tidak sedikit anggota lain yang memanggilnya dengan “mastah” atau plesetan master tadi. Padahal, di forum itu jelas ada beberapa nama lain yang secara tolok ukur keberhasilan jelas di atas anggota yang suka promosi tadi.

Repotnya lagi, kebanyakan blogger serius dan benar-benar sudah berhasil, jelas tidak akan punya waktu untuk mampir ke forum IAPD atau komunitas blogger lainnya. Mereka pasti sibuk mengurus blognya masing-masing. Mereka tentu juga tidak akan memamerkan penghasilan atau keberhasilan blog mereka sembarangan .

Lalu, bagaimana bisa kita menentukan si A sudah master, si B masih belum? Bagaimana masyarakat blogger bisa memanggil seseorang sebagai master kalau ia tidak bisa menentukan kriteria dan batasan?

Bingung kan.

Ada yang bisa bantu?

Buat saya, secara teoretis master blogger itu ADA, tetapi pada kenyataannya TIDAK ADA karena kriteria dan batasannya terlalu relatif dan sulit ditentukan.

1. Gelar itu hanya diberikan seorang blogger sebagai ungkapan rasa senang, tertolong, ketika mereka mendapatkan pengetahuan dari sesama blogger lainnya.

2. Gelar master blogger itu juga diberikan hanya sebagai sopan santun yang mencerminkan budaya ewuh pakewuh pun masih melekat dalam dunia blogging Indonesia.

3. Gelar ini juga mudah saja diraih kalau seorang blogger mau aktif berpromosi dan membahas masalah blogging, SEO, dan internet marketing.  Mau blognya sudah berhasil atau baru merangkak, selama rajin berpromosi di sebuah komunitas, maka tidak akan sulit membuat gelar master blogger menempel pada dirinya.

Ini juga yang menunjukkan bahwa gelar MASTER BLOGGER itu ADA. Banyak orang memakainya saat memanggil orang lain menunjukkan sebuah situasi “ADA”. Tetapi, mengingat maknanya yang tidak menunjukkan apapun, termasuk kemampuannya dalam membawa blog menuju kesuiksesan, maka sebenarnya TIDAK ADA (ARTINYA) karena tidak menunjukkan apa-apa.

Pantas, banyak blogger yang selalu menyebutkan bahwa mereka bukanlah master. Mungkin karena mereka tahu bahwa gelar itu tidak bermakna apa-apa.

4 thoughts on “Master Blogger : Antara Ada dan Tiada”

  1. Master Of Blogging sebuah gelar basa basi demi untuk menyenangkan hati orang tertentu.

    klu ingin nyicip gelar pujian itu, sering2 lah jawab pertanyaan di Forum IAPD, pasti gratis mendapatkannya tanpa harus benar2 Ahli dan teruji.:)

    tpi klu pak Anton saya juluki Master Of Debat …… 🙂 klu Master of Blogging sepertinya cocok untuk Mbak Nisa. 🙂 heheh…….

    Reply
    • Baru ngeh kalo Kang Nata ngasih saya julukan disini. Sepertinya saya ngga pantas menyandang julukan tersebut, saya lebih suka dipanggil Bu Guru 🙂

      Tapi kalo Pak Anton, kayanya memang cocok dapat julukan Master od Debat. Setidaknya, beliau suka berdebat =D

      Reply
  2. Kalau boleh menambahkan kembali Master Blogger itu seperti mahluk halus, sebab seperti antara ada dan tiada, namun tidak menakutkan. 🙂

    Reply
  3. Nah, master blog itu bukan diukur dari nilai materi yang telah dihasilkannya.
    Saya sendiri sering dipanggil mastah atau guru, walau sebenarnya ilmu saya tentang dunia blog sangatlah minim sekali. justru menurut saya yang memanggil saya mastah itu, ilmunya lebih tinggi dari saya. Mereka lebih jago desain, lebih berhasil dalam mempromosikan blognya. Dan bahkan, penghasilannya lebih tinggi dari saya.

    Reply

Leave a Reply to Djangkaru Bumi Cancel reply