Situasi paling memusingkan saat menulis artikel adalah ….

Bagi saya, situasi paling memusingkan saat menulis artikel bukanlah kehabisan ide. Kalau sudah menulis biasanya aliran ide lancar saja mengalir dari otak, melalui jaringan syaraf, sampai ke jari-jari tangan.

Bukan sombong, tetapi karena memang sudah terbiasa saja.

Listrik padam juga tidak memusingkan karena langsung ambil posisi “pasrah”. Listrik mati, ya tidak bisa melakukan apa-apa. Saat begitu sudah pasti jaringan wi-fi juga akan terputus di rumah.

Internet tidak “connect”. Itu juga tidak memusingkan karena berada di luar kemampuan seorang blogger untuk menanganinya. Tunggu saja sampai tersambung kembali.

Bukan semua situasi itu yang paling membuat saya bingung.

Yang paling bikin saya pusing adalah saat sedang menulis artikel, tiba-tiba istri mengajak ngobrol. Nah lho.

Bagaimana tidak pusing. Salah satu orang yang paling saya sayangi ingin berbagi cerita tentang hal-hal yang menurutnya menarik, menjalin komunikasi dengan suaminya. Ya repot kalau tidak ditanggapi.

Bagaimanapun, seorang blogger adalah tetap bagian dari sebuah keluarga dan masyarakat. Ia harus juga mempunya beberapa peran lain selain sebagai penulis artikel, sebagai suami misalnya. Dan, peran itupun tidak boleh dikorbankan dengan dalih demi masa depan dan supaya bisa cepat menghasilkan uang.

Ya repot kalau begitu.

Apalagi, si “Yayang” itu juga perlu diperhatikan oleh suaminya setelah bekerja mengurus rumah sehari-hari. Salah satu caranya adalah saling berbagi cerita. Dia membagi apa yang dialaminya di sekitar rumah, saya bercerita tentang di kantor dan juga di kereta. Kadang berbagi tentang gosip yang kami lihat di media sosial atau media massa.

Begitulah kami saling memperhatikan satu dengan yang lain. Menjalin komunikasi dengan hal-hal kecil.

Nah, kalau saya cuek terus mengetik dan tidak merespon apa ceritanya. Situasinya bisa gaswat dan berabe. Tergantung pada moodnya juga sih, kadang dia bisa mengerti, kadang tidak. Kalau sedang tidak bisa mengerti ini yang masalah.

Bagaimanapun, dia “kumendan” di rumah. Saya bergantung kepadanya. Hal ini berarti kegiatan ngebog saya juga bergantung kepadanya.

Kalau dia merasa tidak diperhatikan, dan saya lebih “sayang” pada laptop, hasilnya bener-bener bisa gaswat. Bisa-bisa saya dicemberuti beberapa hari. Tambah buruk lagi, saya bisa tidak dimasakin dan dibawakan bekal makan siang.

Waduh. Kalau itu sudah terjadi, ya repot banget. Dan, pastinya sangat tidak enak melihat orang yang disayang manyun terus kepada kita. Iya kan.

Jadi, kalau ditanya situasi seperti apa yang paling memusingkan saat sedang menulis artikel, maka jawaban saya adalah “SAAT SEDANG MENULIS ARTIKEL, ISTRI MENGAJAK MENGOBROL”.

Pusing dah.

4 thoughts on “Situasi paling memusingkan saat menulis artikel adalah ….”

  1. ya begitulah pak kalau di rumah, lagi punya mood buat nulis.. ehh istri ngajak ngobrol.

    jadi buah simalakama deh. di cuekin bisa brabe (karena dia kan "kumendan" kita). kalau di terusin ngobrol gak jadi nulis.

    makanya saya lebih sering nulis di kantor pas jam gak sibuk.

    tapi pak kalau lagi nulis tiba-tiba warga dateng ngajak ngobrol, gimana cara bapak sebagai pengurus Rt? he..he..he..

    Reply

Leave a Comment