Menulis Artikel Tentang Wisata Perlu Memperhatikan 7 Hal Ini

Menulis Artikel Tentang Wisata Perlu Memperhatikan Beberapa Hal Ini
Pantai Nusa Dua Bali

Menulis artikel tentang wisata sudah menjadi sebuah tren baru di kalangan blogger Indonesia dewasa ini. Semakin hari semakin banyak saja artikel bertema wisata, baik itu berupa lokasi, kuliner, dan berbagai jenis terkait kegiatan ini. Bisa pula diprediksi bahwa beberapa tahun ke depan angka tulisan bertema wisata akan terus menaik dan bukan tidak mungkin melonjak.

Hal ini merupakan sebuah kewajaran dan memang bisa diharapkan mengingat perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang bergeser dari “belanja barang” menjadi “belanja pengalaman”. Berwisata adalah salah satu bentuk belanja pengalaman yang umum dan bisa dilakukan semua orang.

Dengan antusiasme masyarakat untuk pergi melancong, tidak akan mengherankan kalau di kemudian hari angka blogger traveling akan ikut bertambah pula. Semakin banyak yang bepergian piknik, semakin banyak pula yang ingin menceritakannya kepada dunia dengan cara menulis.

Sebuah kabar yang bagus karena tren seperti ini akan berakibat positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kehadiran blogger-blogger wisata baru pun juga sebuah hal yang tidak kalah bagusnya. Ketersediaan informasi tentang sebuah wisata juga akan semakin berlimpah. Masyarakat bisa memiliki lebih banyak info sebelum menjatuhkan pilihan harus pergi kemana. Selain itu, tempat-tempat wisata pun mendapat promosi gratis dan bisa membuatnya menjadi populer.

Animo seperti ini akan membawa banyak dampak positif bagi banyak pihak.

Dengan syarat, para penulis/blogger tahu bagaimana  mengolah “pengalaman” yang mereka beli menjadi sesuatu yang bisa memberikan “sesuatu” kepada orang lain. Sesuatu dalam hal ini bisa berbentuk informasi cara pergi ke suatu tempat, apa yang akan ditemukan dan dinikmati disana, dan hal-hal terkait kegiatan wisata itu.

Saat ini memang sudah cukup banyak artikel berbau traveling atau wisata. Sudah tidak terhitung juga. Meskipun demikian, yang benar-benar bisa membantu para pelancong, rasanya masih kurang banyak. Mayoritas terlalu terfokus pada menceritakan pengalaman saja dan tidak memiliki target tertentu.

Bukan sesuatu yang salah karena blogging, ngeblog pada dasarnya adalah bercerita tentang diri sendiri. Normal saja. Meskipun demikian, dengan sedikit merubah dan mengerti bagaimana cara menulis artikel tentang wisata, tulisan-tulisan yang sekedar bercerita saja bisa menjadi sangat informatif dan membantu orang lain.

Pengalaman saya sendiri mengelola sebuah blog LOVELY BOGOR yang bercerita tentang kota dimana saya tinggal Bogor (yang hidup dari pariwisata) mengajarkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Jangan Bertele-Tele

Sudah pasti semua tulisan butuh “pembuka”. Disanalah biasanya berisi “kalimat utama” yang menjiwai seluruh artikel. Biasanya begitu.

Masalah utama yang kerap saya temukan pada berbagai tulisan tentang traveling, atau berwisata adalah terlalu bertele-tele. Banyak yang menjelaskan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan dan dicantumkan.

Banyak yang sibuk bercerita tentang diri sendiri saja, seperti :

“Kebetulan saya mendapat cuti 5 hari dan kebetulan juga saudara saya mengajak pergi ke Kebun Raya Bogor. Jadilah, kami memutuskan untuk pergi ke KRB pada hari kedua cuti. Kebetulan sekali hari pertama mertua meminta saya datang untuk membantu membetulkan genteng. Kebetulan juga, hari pertama hujan besar dan untung kami tidak berangkat pada hari itu.

Pada hari keberangkatan, kami menjatuhkan pilihan pergi kesana dengan menggunakan mobil sendiri karena kami harus membawa anak-anak kami yang masih kecil. Yang pertama berusia 5 tahun dan yang kedua 3 tahun. Kalau memakai kereta, kami khawatir harus berhimpitan dengan penumpang lain dan membuat tidak nyaman”

Dan seterusnya..

Apakah pembaca sebenarnya peduli terhadap Anda naik apa atau punya anak berapa? Kecuali yang membaca adalah kawan, teman, saudara, kemungkinan besar yang seperti itu tidak menarik dan diperlukan. Kebanyakan orang berselancar di internet adalah mencari informasi dan bukan ingin membaca tentang kehidupan keluarga Anda.

Padahal hal itu bisa dipersingkat menjadi :

Kami memutuskan untuk pergi ke Kebun Raya Bogor sebagai tempat berlibur mengisi 5 hari cuti yang tersisa. Meskipun inginnya pergi pada hari pertama cuti, ternyata karena ibu mertua membutuhkan bantuan – membetulkan genteng, kami terpaksa pergi di hari kedua.

Transportasi yang kami pilih adalah menggunakan mobil pribadi supaya nyaman bagi kedua anak kami.

Ada penghematan lebih dari 3 baris dan menjadi lebih to the point tanpa harus mengorbankan inti dari apa yang mau disampaikan. Lebih pendek dan ringkas.

2. Pergunakan Foto Yang Bagus

“Pemandangan gunung Salak itu sangat indah dengan kehijauan sawah dimana-mana. Awan menggelayut di puncaknya”.

Tetapi, kemudian foto yang mengilustrasikan pemandangan gunung Salaknya buram, tidak jelas, tidak fokus. Lalu, kira-kira bisakah pembaca mendapatkan gambaran yang benar tentang “keindahan pemandangan di gunung Salak itu?

Rasanya tidak.

Peran foto masih banyak dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal, kombinasi antara foto dan tulisan bisa menjadikan sebuah tulisan lebih menarik dan enak dibaca.

Oleh karena itu, sudah sewajarnya, seorang travel blogger yang niatnya memberikan gambaran tentang keindahan memperlengkapi diri juga dengan kemampuan membuat foto yang baik. Dengan begitu, foto-foto bagus akan dihasilkan dan bisa dipergunakan dalam menulis artikel tentang tempat wisata yang dikunjungi.

Tanpa foto yang bagus, seorang penulis atau blogger wisata akan kehilangan 50% kemampuannya membuat tulisan yang menarik.

3. Jangan Lupa Beri Informasi

Semenarik apapun pastikan pembaca membawa sesuatu setelah meninggalkan blog. Tentunya, yang bisa bermanfaat bagi mereka, seperti informasi.

Tulisan tentang betapa bahagianya berwisata ke sebuah tempat, memang bisa menarik. Sayangnya sulit untuk dipergunakan oleh orang yang hendak pergi ke lokasi yang sama. Perasaan bahagia dan gembira, mungkin bisa menginspirasi, tetapi tidak bisa membantu menemukan jalan dan rute.

Oleh karena itu, pastikan bahwa ada informasi seperti rute yang paling enak, transportasi apa yang paling nyaman, hotel apa yang termurah. Tidak perlu semuanya ada, tetapi usahakan saja ada beberapa informasi kecil yang bertujuan agar siapapun yang membaca bisa membawa dalam otak mereka informasi yang mungkin berguna di suatu hari.

4. Pergunakan Gaya Bahasa Santai

Pembaca artikel tentang wisata seringkali merupakan orang yang sedang jenuh dan ingin berlibur. Membaca sebuah artikel yang njlimet dengan gaya bahasa yang formal, kemungkinan besar akan membuat kepala mereka tambah mumet.

Usahakan sesantai mungkin. Bahkan, kalau perlu agak masukkan unsur candaan supaya tidak terlalu kaku.

Jangan sampai seperti sedang menulis skripsi.

5.  Pergunakan Lebih Banyak “Deskripsi” daripada “Narasi”

Deskripsi bersifat menggambarkan. Narasi bersifat cerita. Keduanya berbeda dalam bentuk dan penggunaannya.

Bercerita “bahwa Anda pergi ke suatu tempat wisata dengan menggunakan pesawat terbang, makan waktu 2 jam, dan seterusnya” merupakan narasi.

Berbeda dengan deskripsi yang biasanya dipergunakan untuk menggambarkan sesuatu. Deskripsi lebih tepat dipergunakan untuk blog traveling atau wisata karena akan memberi gambaran yang lebih baik tentang lokasi wisata tersebut. Contohnya, jika ingin menggambarkan tentang keindahan pantai-pantai di pulau Bali, maka deskripsi-lah yang harus digunakan.

Hal ini akan membantu pembaca membayangkan tempat dimana kita berwisata itu dibandingkan membayangkan apa yang penulis lakukan.

6. Tempat Wisata Adalah Tempat Wisata, Bukan Surga

Tidak perlu berlebihan.

Kegembiraan dan kebahagiaan berkunjung ke sebuah tempat yang indah dan nyaman pastilah mempengaruhi mood. Mood tersebut akan terbawa saat menulis artikel tentang senangnya berwisata ke tempat tersebut.

Hal itu cenderung membuat penulisan menjadi berlebihan. Seringkali penggambaran tentang hal itu menjadi berlebihan. Tempat wisata menjadi surga yang begitu indahnya dan tanpa cela.

Pakai prinsip “Tidak ada gading yang tidak retak”. Pasti ada kelemahannya.

Berikan gambaran yang jelas dengan fakta (dengan foto lebih bagus lagi) dan kelemahan yang ada disana. Hal itu akan membantu pembaca menyadari masalah yang ada disana dan bisa mempersiapkan tindakan tentang masalah itu.

7. Pertimbangkan Memecah Tulisan

Berwisata selama 4 hari akan berisi banyak sekali cerita. Banyak sekali yang sudah dilihat. Rasanya akan sulit sekali merangkumnya dalam satu tulisan saja.

Jangan paksakan.

Lebih baik jika dibuatkan beberapa artikel yang membahas masing-masing ide, seperti bagaimana mencapai tempat wisata itu, rute dan transportasinya, bisa dipisahkan dalam tulisan terpisah. Kulinernya bisa dijadikan tulisan tersendiri.

Hal itu akan mempermudah pembaca menemukan mana yang menarik bagi dirinya, dan tentunya mencegah tulisan menjadi terlalu melebar dan bertele-tele.

Itulah saran saya.

Saran ya. Bukan tutorial.

Saya tetap berpandangan menulis adalah sebuah kreatifitas dan tidak seharusnya dibatasi. Jadi, jangan hanya telan apa yang ditulis di atas. Perhatikan juga karakter diri sendiri saat menulis.

Jika merasa nyaman dengan gaya yang selama ini dilakukan, ya lakukan saja. Abaikan saja saran yang di atas. Bukan sebuah masalah.

Hanya, saya berpikiran bahwa menulis artikel tentang wisata pun bisa menjadi lebih dari sekedar “bercerita tentang diri sendiri”. Tulisan bertema inipun bisa menjadi sarana kita membantu orang lain, terutama mereka yang hendak pergi berwisata.

Setuju?

9 thoughts on “Menulis Artikel Tentang Wisata Perlu Memperhatikan 7 Hal Ini”

  1. Setujuu…

    Kalau emang sarannya membangun apa salahnya diterapkan.

    Koreksi. Koreksi. Koreksi. lagi deh blog Travelling nya. Biar lebih enak dibaca.

    Reply
  2. Saya tidak setuju Pak, heheh……

    Tapiiiiii……Itu pada saat membaca tulisan diatas dari point 1 sampai ke 7.

    Sebenarnya saya ingin membantah, tetapi saya batalkan karena pada kalimat2 akhir tulisan ada kata2 yang meredam emosi saya untuk membantah.

    Namun kalau menurut saya yang paling tepat adalah “ Saran Yang Berupa Tutorial “

    Dikatakan saran betul juga, dikatakan tutorial betul juga.

    Sebab menurut saya yang awam ini pengertian tutorial itu adalah bantuan atau bimbingan.

    Jadi kalau disambungkan dengan judul yang diatas maka akan menjadi “ Bimbingan Menulis Artikel Tentang Wisata “

    Dan menurut saya hasilnya klop dengan isi artikelnya.

    Itu menurut saya yang masih awam ini, mungkin para komentator dibawah ini bisa menambahkan…!

    Kalau dari segi isi dan penulisan saya tidak meragukan saran, petunjuk, bimbangan pada artikel diatas.

    Karena saya tahu Pak Anton lebih berpengalaman dalam menulis tema tentang Wisata, buktinya sudah ada yaitu, blog LB.

    Namun jika yang menulisnya adalah orang yang tidak memiliki blog pribadi tentang wisata dan pengalaman , mungkin saya meragukannya.

    Akhir kata saya setujuuuuu,,,,,bahwa artikel diatas adalah SARAN YANG BERUPA TUTORIAL yang berkata benar dan jujur “, hehehe…… 

    Reply
    • Tutorial berasal dari kata tutor yang berarti seorang guru/instruktur yang memberi pelajaran secara privay.

      Guru.

      Saya bukan guru dan tidak akan menggurui. Saya hanya seorang teman yang hendak memberi saran. Kalau memberi saran tidak boleh maksa dan sebatas mengemukakan pendapat.

      Itulah mengapa saya mengatakan bahwa pengalaman mengajarkan kepada saya, bukan kepada orang lain. Pelajaran ini saya sarankan kepada yang mau baca.

      Jadi, saya nggak mau menyebutnya bimbingan/tutorial. Tetap sebatas saran saja.

      Mau dipake sukur, tidak yo wis..:D Nggak akan ditakut takuti

      Reply
      • saya tahu Pak Anton bukanlah seorang GURU dan tidak ada kesan menggurui.

        karena saya tahu apa yang ditulis diatas merupakan hasil dari pengalaman pribadi Pak Anton, bukankah sebuah pengalaman adalah Guru yang terbaik.

        tapi sarannya itu loh berwujud TUTORIAL.

        TUTORIAL KAN isinya Bantuan atau Bimbingan untuk melakukan bla -bla ini dan itu.

        Bukan saya membenci artikel atau penulis tutorial, karena saya saja sering menulis perihal tutorial.

        Apakah Tutorial juga Kesannya Memaksa ? tidak juga. mereka yang membuatnya juga berpikiran " Mau Pake sukur,tidak yoh wis "….

      • Iyah ajah deh…Kang Nata lagi keluar bawelnya hahahahahaha

        Tutorial adalah pelajaran dan masuk dalam proses belajar mengajar Kang. Berbeda dengan memberi saran atau pendapat. Jadi, kalau mau ditelaah lebih jauh, maka yang diajar harus mau nurut sama yang ngajar.. Hahahahahaha

        Saya tidak sedang mengajar, saya memberi saran. Keduanya berbeda kang intinya. Karena kalau saya sedang mengajar, maka yang diajar harus mau ikut.

        Berbeda antara tutorial dan saran atau pendapat. Disebut bimbingan pun sebenarnya berbeda maknanya dengan tutorial.

        Kalau saya membuat tulisan tutorial, maka saya akan membuatnya step by step, alias dari langkah awal hingga langkah akhir. Sementara yang ini, hanya menyasar sebagian dari kebiasaan blogger traveling saja dan ngacak, jadi menurut kriteria saya, ini bukan tutorial.

        Tidak detail.

        Hahahahaha.. tapi silakan aja deh mau disebut tutorial atau bimbingan atau apapun. Toh bebas bebas aja ..

      • sebenarnya saya tidak peduli dengan tulisan / komentar saya dikolom komentar, apa akan menuai protes balasan dari Adminnya, atau malah mendapat pujian.

        atau bahkan malah menjadi sebuah perdebatan panjang tanpa akhir.

        cukup mudah bagi saya untuk mengiyakan saja apa yang orang tulis pada setiap artikelnya.Beres Urusan.

        Namunnnn……

        saya mencoba menggunakan teknik berkomentar khas Pak Anton sendiri, yang sering berlawanan itu.

        Dan ternyata membuahkah hasil,,,

        komentarnya terlihat menonjol, sama seperti perdebatan Pak Anton ditempat2 lain, misalnya di Juragan Cipir.

        Membuat Penasaran terhadap siapa yg berdebat, lalu akhirnya saya menjadi terdampar di blog ini.

        berkat komentar yang menonjol tersebut.

        kalau komentar yang manis cenderung akan dianggap orang biasa2 saja.

        coba perhatikan komentar saya pada judul "Tips Promosi #1 : Menjatuhkan Lawan atau Orang Lain Untuk Meninggikan Diri Sendiri " di blog MM ini.

        ternyata selain berkomentar dengan cara berdebat, berkomentar dengan gaya tulisan yang panjang akan menjadi sebuah daya tarik bagi komentator atau calon komentator lainnya untuk mengetahui indetitas blognya.

        Apa dampaknya jika cara ini digunakan pada blog yang aktif dan selalu ramai pengujung ?

        Trafik, iya trafik. Seperti yang sudah saya rasakan dan buktikan.

        Jadi uji coba bertukar pikiran yang berbau debat dan berkomentar panjang, ternyata membuahkan hasil yang positif.

        tapi dengan cara yang santun, agar komentarnya dipublish.

        Dan itu semua saya dapatkan dari gaya Pak Anton.

        Terima kasih yach Pak Anton. mohon maaf loh kalau gaya saya berkomentar mungkin kurang berkenan dihati Pak Anton, baik di blog ini maupun di blog Pak Anton Lainnya. 🙂

        Satu kalimat buat blog MM " Blog Yang Penuh Pelajaran Berharga ".

        Happy Blogging.:)

      • Lha siapa yang tidak boleh.. malah saya mah senang banget dapat komentar sepanjang itu. Itu sebuah tanda bagi saya sendiri yang membaca perhatian kepada blog ini.

        Mau berbeda pendapat sekeras apapun, tidak pernah menjadi masalah bagi saya.

        Bagi saya sendiri berdebat dan berkomentar bukanlah dengan tujuan trafik atau memancing perhatian. Itu adalah karakter saya yang sebenarnya tidak biasa menulis pendek.

        Jadi, jangan pernah ragu mau berdebat apapun. Selama saya ada waktu mah, saya ladeni kok..

        Dalam hal ini memang ada perbedaan pandangan soal kata tutorial dan buat saya mah normal saja. Tidak ada rasa enak atau nggak enak.

        Kalau pakai kata nggak enak, nanti malah tidak bisa maju kitanya.

        Iya nggak..

  3. wkwkwkwkwkw, baca postingannya udah serius jadiin noted, liat komen berbalas ama kang Nata jadi ngakak pak, hahahaha.

    Btw, yang nomor 1 tuh saya bangeeetttt hahaha

    Saya kalau nulis, apapun itu mesti bertele-tele, mutar2, keburu pusing orang-orang wkwkwkwkw.

    ya gimana juga ya, itu ciri khas saya pak, dulu tuh saya udah berusaha untuk menulis lebih singkat padat dan to the point, alhasil saya malah jadi kayak nulis koran hahahahaha

    mungkin karena saya kelamaan mengelola personal blog kali nih, jadinya ya gitu deh, saya menulis untuk diri saya rasa asyik di baca.

    Karena saya sejujurnya paling gak suka baca postingan wisata di personal blog, tapi terlalu umum, jadi kayak terlihat koran banget dan malas nulis hahaha

    Maksud saya, kalau saya mau baca postingan wisata seperti itu, mengapa saya harus ke blog itu?
    Mending saya buka blog resmi yang udah besar, yang memang cuman menjelaskan tentang wisata..

    Justru kalau saya baca postingan wisata di personal blog, yan saya cari itu kisahnya, bukan tempatnya.

    Karena tempatnya itu udah banyak yang ulas, tapi hal-hal kecil yang remeh justru melekat diingatan saya.

    Tapi emang kembali lagi sih, tiap orang beda selera bacanya, kalau saya malah senang banget baca tulisan remeh seeprti itu, justru semakin mudah saya mengerti, karena lucu dan menarik, gak kaku 🙂

    Reply
    • Hahahaha… puyeng bacanya. Pembukanya seringkali nyamber kesana kemari, pas bagian wisatanya, malah justru seuprit ajah..

      Mending kalau enak dibaca….

      Reply

Leave a Comment