[Jangan Lakukan Ini] Kecanduan Pada Statistik Blog, Pergunakan Sebagaimana Mestinya

Statistik itu penting. Apalagi di zaman sekarang ini dimana persaingan begitu ketat dalam segala hal, menguasai ilmu statistik yang dikenal dengan statistika bisa menjadi penentu kalah menangnya dalam persaingan. Penguasaan dan pemahaman terhadap data akan memberikan keuntungan kompetitif bagi siapapun.

Itulah mengapa bahkan perusahaan besar semacam Toyota, Microsoft, dan banyak lainnya memiliki bagian tersendiri yang menangani statistik.

Begitu juga dalam hal blogging atau ngeblog.

Penting bagi seorang blogger, terutama yang berkeinginan untuk menjadi tenar atau sukses dalam ngeblognya, untuk bisa memanfaatkan data yang disediakan secara gratis oleh Google, Analytics atau Webmasters atau Adsense.

Tidak heran, hal pertama yang selalu disarankan para blogger senior atau tutorial tentang blogging adalah “keharusan” untuk  mengaitkan blog dengan Google Analytics atau Webmaster. Hal ini, walau banyak salah kaprahnya juga, akan membantu para blogger untuk mendapatkan data dari mesin pencari Google.

Statistik ini pula yang memicu lahirnya banyak jenis plug in atau widget statistik lain, seperti Hi-Stats untuk WordPress.

Kesemuanya bertujuan dan menawarkan hal yang sama, yaitu agar para blogger memiliki data statistik terkait dengan blog yang mereka kelola.

Para blogger pun tahu bahwa hal itu bisa membantu dalam memenangkan persaingan di dunia blogging, yang ketatnya tidak beda dengan kompetisi di pasar kaos kaki dunia. Ketat bin keras.

Itulah mengapa mayoritas blogger secara tidak sadar meluangkan cukup banyak waktu untuk memelototi data yang disediakan gratis oleh Google itu. Banyak blogger melakukannya paling sedikit sehari sekali, tetapi tidak terhitung banyaknya yang memandangi pergerakan data.

Dan, terus terang, fenomena semacam saya anggap KONYOL dan TIDAK BERGUNA.

Melihat statistik blog setiap hari atau sehari tiga kali seperti makan obat dokter itu adalah tindakan yang sebenarnya sia-sia. Membuang waktu saja dan menunjukkan gejala kecanduan. Tingkah laku seperti ini menunjukkan bahwa si pemakai tidak mengetahui apa itu ilmu statistika dan cara menggunakan statistik dengan benar.

Kesemuanya lebih merupakan cerminan ego, nafsu, dan keterburu-buruan.

Statistik adalah tentang mengamati “POLA” yang disuguhkan dalam bentuk data dalam bentuk angka.

Kumpulan data yang ditampilkan di Google Webmaster Tools adalah data yang berkaitan dengan berapa banyak pengunjung yang didatangkan Search Engine Google ke sebuah blog atau website. Data yang ada tidak termasuk data pengunjung yang datang secara langsung, dari media sosial. GWT khusus memajang data pengunjung dari Mesin Pencari saja.

Berbeda dengan data Google Analytics, dimana data keseluruhan, baik dari Search Engine/Mesin Pencari, atau media sosial, atau langsung. Semua data ditampilkan dan dibuatkan grafiknya.

Kesemuanya ini membentuk sebuah pola tersendiri. Kapan waktu umum pengunjung datang, kapan mereka pergi, waktu puncak pengunjung terbanyak, dan masih banyak hal lainnya.

Semua berbicara tentang POLA dalam jangka waktu tertentu.

Seorang ahli atau pengguna statistik harus mampu menetapkan “jangka waktu” tertentu ini yang kemudian harus dianalisa, diinterpretasi, dan kemudian diwujudkan dalam langkah yang diambil.

Nah, disitulah LUCUNYA. Pola apa yang bisa dilihat saat seorang blogger melihat dashboard setiap satu jam sekali atau satu hari sekali.

Disana polanya belum jelas karena data yang terkumpul sebenarnya tidak akan berubah terlalu banyak. Sinyal-sinyalnya tidak mencerminkan apa-apa.

Coba bayangkan saja, pada jam 10.00, jumlah pengunjung search engine 100 UV (Unique Visitor) dengan 200 PV (Pageviews). Kemudian, jam 11.00 cek lagi, pengunjung menjadi 250 UV dan 650 PV. Jam 12.00, mencapai 300 UV dan 750 PV.

Nah, kira-kira pola pergerakan pengunjung seperti apa? Apakah naik dan turun? Apakah memang akan seperti itu terus menerus? Apakah hal itu akan berlaku mingguan?

Jawabannya, TIDAK JELAS karena data yang ada hanya dalam rentang 2 jam saja.

Lalu, apa gunanya? Ilmu statistik, statistika, memiliki empat langkah yang saling berkaitan, mengumpulkan, menganalisa, menginterpretasi, mewujudlkan dalam tindakan.

Dengan data sejak jam 10-12, maka yang bisa dilakukan hanya langkah :

1. Mengumpulkan : sudah dilakukan Google

2. Menganalisa & Meninterpretasi :menterjemahkan data yang hanya sedikit sangatlah dihindari oleh para pengguna statistik. Mereka sebisa mungkin akan menunggu hingga data dianggap “cukup” untuk bisa dianalisa dan diinterpretasi. Tidak ada perusahaan yang mau menganalisa data yang baru masuk dua jam untuk emngambil keputusan jangka panjang. Kemungkinan kesalahan akan teramat sangat besar. Itulah kenapa KPU (Komite Pemilihan Umum) memberikan tenggang waktu lumayan lama sebelum mengumumkan hasil pemilihan

3. Mengambil tindakan : sebuah keputusan atau tindakan, biasanya sulit memperlihatkan efek secara langsung. Dokter saja sering memberikan waktu 3 X 24 jam untuk melihat reaksi dari obatnya. Bayangkan saja kalau mereka memberikan obat A kepada pasien jam 10 dan kemudian jam 12 merubahnya menjadi obat B, dan jam 14.00 mereka memberikan resep obat B kepada pasien. Yang ada pasien akan mati.

Begitupun pada sebuah blog.

a) jam 10.00 : pengunjung naik sampai 100%, si blogger pamer di Forum IAPD dan berkoar “blog saya hebat kedatangan pengunjung naik sampai 100%”. Dia memutuskan tidak melakukan tindakan apa-apa.

b) jam 11.00 : pengunjung turun 50%, balik ke grup IAPD dan mengeluh, “Mastah kenapa ya blog saya pengunjungnya turun sampai 50%” sambil mencoba mengutak-atik dan mencari backlink supaya pengunjung terus bertambah.

c) jam 12.00 : pengunjung naik lagi 25%, celotehan riang “hebat ya backlink dari blog zombie, pengunjung langsung naik 25%” akan keluar. Dia kemudian mencari backlink lagi.

d) jam 13.00 : pengunjung turun lagi 100%, sang blogger memaki, “Backlink ini payah, nggak memberikan hasil”.

Bisa terbayang kan?

Memang ekstrim contohnya, tetapi bukankah banyak yang melakukannya, melihat data statistik Google Analytics atau Adsense setiap jam, atau setiap hari?

KONYOL. Menunjukkan bahwa yang melakukannya KECANDUAN terhadap data. Membuang banyak waktu hanya sekedar untuk memuaskan EGO saja.

Coba pertanyakan saja, apakah pengunjung dari Search Engine Google akan bertambah dengan Anda memelototi data di Google Webmaster? Apakah pengunjung akan langsung naik begitu Anda menerbitkan satu artikel?

Jawabnya TIDAK.

Mesin perayap Google akan membutuhkan waktu beberapa hari begitu mendapat “ping” tanda sebuah artikel baru terbut. Ia tidak langsung menuju blog Anda. Para robot perayap juga sibuk karena ada jutaan blog dan website di dunia.

Mereka butuh waktu.

Jadi, sama sekali tidak ada gunanya melihat statistik blog setiap jam atau hari, selain untuk membuat senang, atau memuaskan ego saja. Banyak waktu terbuang. Emosi menjadi tidak stabil, terutama kalau melihat datanya tidak menyenangkan alias turun atau masih sedikit.

Pergunakan data statistik sebagaimana mestinya.

Blogging atau ngeblog adalah sebuah perjalanan panjang dan rencana sudah seharusnya dibuat dalam tahap-tahap tertentu. Setiap tahap inilah yang membutuhkan data untuk dianalisa.

1. Tahap Kontrol : blog harus dipelihara dan untuk melihat kesehatannya, melihat statistik di Analytics atau Webmaster perlu dilakukan secara berkala setiap minggu (kalau ada waktu yah!). Lihat pola yang ada, apakah menaik atau menurun.

Kalau tren naik, berarti BAGUS, kalau tren turun, berarti ada sinyal bahwa kesehatan blog (dari sisi jumlah pengunjung menghadapi masalah).

Perlu lakukan tindakan? Kecuali pengunjung menjadi 0, tidak ada yang perlu dilakukan, cukup amati sinyal saja.

2. Tahap Koreksi : kalau statistik yang ada menunjukkan bahwa tren TURUN terjadi secara berturut-turut selama 3 kali (yang berarti 3 Minggu), harus disimpulkan ADA YANG TIDAK BERES. Analisa lebih dalam kemungkinan penyebabnya, dan lakukan tindakan koreksi.

3. Tahap Pengembangan : anallisa pola dari data statistik yang ada setiap tiga bulan perhatikan tren pengunjung blog dan cari apa yang kemungkinan bisa dikembangkan lebih lanjut. Tahap ini juga bisa dipakai menentukan arah sebuah blog.

YANG PASTI, tidak perlu setiap jam atau setiap hari datanya dilihat. Itu pekerjaan mereka yang bekerja di lembaga survey saat quick count dan bukan pekerjaan blogger.

Tidak perlu jadi orang konyol dan kecanduan sesuatu yang tidak jelas, seperti kecanduan statistik blog. TIDAK ADA GUNANYA SAMA SEKALI. Daripada memandangi data seperti itiu, jelas lebih baik menulis dan menghasilkan tulisan baru.

Hal itu sudah kodrat seorang blogger dan jelas membantu berkembangnya sebuah blog. Pasti itu.

Tetapi, ada satu lagi yang lebih enak sebenanrya dilakukan saat ngeblog, yaitu saat tidak memiliki target atau tujuan tertentu selain untuk memuaskan kesenangan menulis saja. Saar itu, sebenarnya ada Google Webmaster atau Analytics atau Hi-stats juga tidak masalah.

Tidak perlu diurusin.

Jadi, berapa kali Anda melihat statistik blog dalam sehari kawan? 1X? 2X? 20X?

6 thoughts on “[Jangan Lakukan Ini] Kecanduan Pada Statistik Blog, Pergunakan Sebagaimana Mestinya”

  1. Baru baca judul artikel ini, saya langsung ingat mata kuliah statistika. Setelah membaca artikelnya, ah, beneran mata kuliah ini, hehe.

    Saya tidak terlalu pandai mata ajar tersebut, mungkin karena itu pas lihat statistik blog, mikirnya tidak terlalu jauh. Cuma melihat angkanya, oh segitu toh, kemudian ditutup lagi.

    Reply
  2. Kalau saya tidak sampai begitu pak. Saya paling cuma liat di dashboard blogger. Artikel saya di lihat berapa kali. Gak begitu perhatikan webmaster. Paling kalau pas submit blog baru.
    baru deh iseng liat statistik. Itu juga belum tentu sebulan sekali.

    Install Google analytic di hp juga gak pernah di buka.

    Masih fokus nulis dulu.

    Reply
  3. Haha saya kesentil nih, ini gara-gara seringnya dimintai PV kalo habis ngereview acara / produk. Bener-bener menguras emosi saat dimintai data google analityc. Yah demi dapur ngebul, akhirnya saya ikut belajar gimana supaya PV terdongkrak

    Reply
  4. Upss.. nggak niat mbak.. saya juga dulu pernah kecanduan yang seperti ini. Padahal nggak buat dapur ngebul… Jadi sebenarnya cerita diri sendiri juga…

    Reply

Leave a Reply to Khairunnisa Ast Cancel reply