Bukan jaminan yah. Ini hanya sebuah hasil pengamatan saja. Bisa jadi benar, bisa jadi tidak. Cuma berdasarkan pengamatan pada salah satu blog, pemakaian huruf besar pada judul artikel bisa membantu “memenangkan persaingan” merebut pembaca.
Blog yang dipergunakan sebagai sumber data adalah Pojok Menulis (PM) Versi 1 (sudah almarhum karena kena hack) dan Pojok Menulis Versi 2 (dengan memakai URL baru).
Screenshoot di atas adalah hasil dari SERP (Search Engine Result Page) Google halaman 1 dari salah satu artikel blog PM versi 2.
(Page one yah, bukan karena ingin menyombongkan diri, tetapi banyak tulisan dari blog itu yang nangkring disana tanpa gembar-gembor.)
Meski masih baru (karena memakai URL baru) blog PM sudah berhasil menempatkan banyak atrikelnya di page one Google. Mirip sama pendahulunya. Mungkin, karena memakai subdomain dari Lovely Bogor yang sudah kuat Domain Authority-nya, jadi menembus halaman satu SERP Google tidaklah terlalu susah.
Cuma, ternyata, hal itu juga ditunjang satu hal kecil. Hal kecil itu adalah pemakaian huruf besar atau huruf kapital pada judul artikel.
Sebelumnya tulisan-tulisan tersebut masih tercecer di halaman 2-3, tetapi perlahan tetapi pasti merangkak menaiki tangga dan menuju posisi dahulu saat sebelum terkena hack.
Setelah diperhatikan ada satu yang berbeda dari artikel blog PM dibandingkan artikel-artikel sejenis dengan judul hampir mirip sekali. Perbedaan itu terletak pada beberapa kata dari judul yang memakai huruf besar.
Coba tengok screenshoot di atas agar lebih jelas.
Atau yang di bawah ini.
Mengapa berbeda?
Ada sebagian kata dalam judul artikel yang memakai HURUF BESAR. Sebagian, tidak semua.
Sementara hampir semua artikel blog lain hanya memakai huruf kecil saja. Huruf besar hanya di awal judul.
Kecil memang, tetapi hal itu membuat artikel PM menjadi BERBEDA dari yang lain.
Mungkin… sekali lagi mungkin yah, hal itu yang membuat pencari informasi mengklik blog PM. Tidak ada data ya
Niat awal menggunakan huruf kapital pada judul artikel bukanlah dengan alasan untuk membuatnya menjadi SEO Friendly. Tidak pula untuk memenangkan persaingan. Intinya sebenarnya hanya untuk memberitahu pembaca apa yang akan ditemukan dalam artikel tersebut.
Tetap, rupanya situasi di lapangan, di halaman SERP, memberikan keuntungan tersendiri. Judul artikel blog PM menjadi berbeda dengan yang lainnya.
Kecil memang.
Tetapi, perbedaaan yang menentukan seringkali bukan pada masalah besar, tetapi pada hal-hal kecil. Rupanya hal kecil ini seperti menjadi pembeda dan mendorong pembaca mengkliknya.
Jangan tanyakan data yah. Saya bukan penggemar SEO atau segala jenis tips dan trik seperti itu. Pemakaian huruf besar pada sebagian judul sebenarnya hanya menerapkan salah satu “standar” dalam bahasa Indonesia untuk melakukan penekanan pada sesuatu.
Di kolom judul blogger tidak mungkin memberikan penekanan dengan menggunakan Bold (tebal) atau Italic (Miring) – mungkin saya terlalu malas mencari triknya . Jadi, satu-satunya cara yang saya ketahui adalah dengan memakai Huruf Kapital saja.
Tidak pada semua hurufnya karena penekanan tidak seharusnya dilakukan pada semua judulnya. Cukup sebagian saja.
Mungkin kalau kata para pakar SEO, itu yang disebut FRASE KUNCI, atau keywords. Maybe, nggak peduli juga. Yang saya tahu begitulah cara bahasa Indonesia untuk memberikan penekanan.
Apakah saya menerapkannya pada semua judul artikel? Tidak sama sekali. Hanya pada tulisan-tulisan yang membutuhkan saja. Selebihnya akan diperlakukan normal saja, tidak beda dengan judul-judul lainnya.
Lagipula, keuntungan ini bersifat sementara saja. Suatu saat keuntungan ini akan menghilang. Hal itu akan terjadi jika
1. Yang membaca tulisan ini menerapkan trik yang sama pada tulisannya
2. Yang menerapkan kemudian menulis tentang bahasan yang sama dengan blog PM
Semakin banyak orang memakai cara yang sama, maka perbedaan itu akan menghilang secara perlahan. Semua kembali menjadi seragam dan keuntungan itu akan hilang.
Tetapi, selama itu masih belum terjadi, ada keuntungan kecil yang diraup blog PM dengan memakai huruf besar pada judul artikel. Setidaknya hal itu akan membantu kembalinya si blog tersebut ke dunia maya.
Silakan coba, kalau mau. Saya tidak menjamin apapun karena ini berdasarkan pengamatan saja. Meskipun demikian, setelah mengamati selama lebih dari 6 bulan, mulai saat blog PM versi 1 dan sekarang 2, hal itu cukup terbukti dan saya yakin bahwa ada efek dari penggunaan huruf kapital pada sebagian judul.
Lagi juga, tidak ada ruginya untuk mencoba yah.
Good luck.
Horeee…. Dapet ilmu baru.
Saya mau coba terapkan. Ah
Tapi emang pemakaian huruf besar jadi bikin beda keliatan nya.
Keliatan lebih tegas dan meyakinkan.
Menurut saya ini Lo pak.
Hahaha.. niatnya sebenarnya hanya memberi penekanan saja dan tanpa maksud membuat jadi tegas atau tidak. Tetapi, kenyataannya, di lapangan hal itu membuatnya sedikit berbeda dari yang lain.
Itu saja.. dan lucunya.. ini tulisan sebenarnya tidak lengkap. Ditulis di kereta dan karena jaringan lemot tidak bisa dipublish. Begitu dipublish di rumah, bagian penutupnya menghilang entah kemana..
Hahahaha.. tapi tak apalah… nanti saja dieditnya
Tapi saya lihat judul yang Bapak tulis, hanya peribahasanya yang menggunakan huruf besar, kira-kira semacam penekanan. Sedankan tulisan Arti Peribahasa, masih menggunakan huruf kecil.
Huruf kapital semua pada judul memang masih lumrah. Tapi jika tulisan isi artikel kapital semua, saya suka tidak nyaman membacanya. Seperti sedang dimarahi. ;(
Iyah… sebenarnya memang hanya ditujukan untuk penekanan saja dan tanpa maksud lain-lain. Tetapi ternyata hal itu membuatnya berbeda dari yang lain.
Cieeee…cieeee… blog Pojok yg sudah Reinkarnasi, sudah update dan malah artikelnya banyak di Page One Google.Bahagia dan sumringah niee yeee…. 🙂
kalau saya mengingikan penghasilan Adsense sebesar 15 jt perbulan apakah Termasuk " Bagai Punguk Merindukan Bulan " Pak …?
Kok banyak sekali yach artikel " Bagaikan Punguk merindukan Bulan di Page One Google ?
sepertinya mata saya lebih tertarik pada judul yang berhuruf kapital, apakah ini sebuah celah mengaet pembaca, saya kira iya…. sebab terlihat berbeda.
Senang lah.. walau masih kerja bakti membereskan ternyata sudah berjalan kembali.
Bisa ya bisa tidak. Ya kalau cuma ngimpi saja, tidak kalau si akang mau bekerja keras dan mencoba mewujudkannya. Tergantung pada si akang jawabannya
Hihihi iya menurut saya demikian dan memang hasilnya mendukung teori itu