Membuat Tulisan Yang “Berbeda” Itu Mudah, Diri Kita Sendiri Lah Yang Membuatnya Menjadi Sulit

Ah… Siapa bilang sulit membuat sebuah tulisan yang “berbeda” dari tulisan-tulisan lainnya yang sudah terbit? Mudah sekali sebenarnya.

Kalau tidak percaya, coba, sekarang carilah apakah ada orang yang sama dengan Anda?

Tidak akan pernah bisa kan? Bahkan sepasang orang kembar identik sekalipun tidak akan pernah sama persis. Pasti akan selalu ada perbedaannya, baik dalam segi fisik, sifat, dan lain sebagainya.

Itu adalah kodrat manusia. Manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lain.

Dan, penulis atau blogger adalah manusia. Oleh karena itu sudah selayaknya akan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya pasti demikian.

Tidak mungkin seorang yang memiliki gaya yang berbeda, sifat yang berbeda, tinggal di lokasi yang berbeda, sekolah di sekolah yang berbeda, dan segala sesuatu yang berbeda akan menghasilkan sebuah tulisan yang sama.

Pasti berbeda.

Kecuali, mereka melakukan “copy paste” yang sebenanrya tidak termasuk dalam kategori “menulis” tetapi “plagiarism”, alias mencontek. Sesuatu yang merupakan hal yang haram dilakukan di dunia tulis menulis.

Nah, itulah mengapa seharusnya menulis artikel yang “berbeda” seharusnya mudah. Karena, semua penulis/blogger adalah berbeda sejak awalnya. Seharusnya mudah. Cukup menjadi diri sendiri dan mengungkapkan apa yang ada di kepala sendiri, maka sebuah tulisan yang berbeda akan lahir.

Masalahnya, keinginan manusia itu tanpa batas.

Sudah diberikan “PERBEDAAN”, banyak yang justru ingin menjadi “SAMA”.

Seorang yang bukan Syahrini membeli baju yang mirip dengan si Princess agar dia merasakan sedikit menjadi tenar seperti Syahrini. Seorang yang sebenarnya tidak “gableg duit” (tidak punya uang) berhutang agar bisa membeli mobil dan tampil layaknya orang kaya.

Itu dalam dunia di luar dunia tulis menulis. Dalam dunia tulis menulis contohnya banyak sekali, seperti :

1. Seorang yang bukan guru, merasa perlu meniru “guru” agar ia dipandang sebagai orang yang berpengetahuan.

2. Seorang yang tidak hobi fotografi dan menguasai ilmunya, merasa perlu menggunakan “article spinner” dan menjiplak tulisan tentang potret memotret agar blognya terisi tulisan bersifat teknis dan memberi kesan ia seorang fotografer mumpuni.

Semua mencoba memasang topeng demi satu tujuan tertentu. Banyak yang menjauh dari menjadi diri sendiri demi mencapai tujuan tertentu.

Hasilnya, ya karena itulah banyak tulisan di dunia maya, yang meski kata-katanya berbeda, tetapi sebenarnya sama saja. Tulisannya rasanya tidak “berbeda” karena kebanyakan blogger atau penulis memaksakan diri untuk keluar dari dirinya sendiri dan lebih suka menjadi orang lain.

Pada akhirnya, jika terus hal ini dilakukan, maka kesulitan untuk menulis sesuatu yang “BERBEDA” akan datang. Bisa membuat mentok pikiran seorang blogger atau penulis.

Kebiasaan menjadi orang lain akan melahirkan sebuah kebiasaan baru dimana seseorang tidak akan bisa berpikir sendiri, tidak akan bisa menuangkan dalam gayanya sendiri, dan pada akhirnya tidak akan bisa menjadi dirinya sendiri. 

Jika sudah sampai di titik ini, maka membuat tulisan yang berbeda akan menjadi sebuah hal yang berat sekali dan kadang memaksa untuk menyerah. Karena pada titik ini, mereka sudah terlalu jauh dari dirinya sendiri dan mereka menjadi orang yang “SAMA” dengan banyak orang lainnya.

Tidak akan keluar tulisan “berbeda” dari dirinya karena kebanyakan sudah lupa siapa dirinya sebenarnya.

7 thoughts on “Membuat Tulisan Yang “Berbeda” Itu Mudah, Diri Kita Sendiri Lah Yang Membuatnya Menjadi Sulit”

  1. Pak Anton membuat sebuah tulisan yang "berbeda" di sini maksudnya gimana? apakah cara penulisannya ataukah gaya bahasanya.?

    maaf…saya belum begitu mudeng.

    teman-teman saya juga ada yang suka beli artikel buat naikin trafik,karena gak begitu paham akan target topik yang dikejar.

    apakah itu termasuk bertopeng?

    tapi saya gak mau begitu.kapan saya pinter nulis kalau ikut cara mereka.

    Reply
  2. Berbeda secara keseluruhan, baik gaya, ide, pemikiran, cara pengulasan. Intinya ketika dirimu sebagai penulis ada di dalam tulisanmu.

    Yah, itu lebih parah dari bertopeng. Karena sebenarnya dia tidak menulis sama sekali. Bertopeng, ketika kamu menulis sebagai guru, padahal sebenarnya kamu bukan.

    πŸ˜€ πŸ˜€

    Reply
    • Bagaimana kalau tanyakan kepada diri sendiri Kang.. Sudahkah si akang merasa berbeda dari yang lain?

      Jawaban terpenting disini bukan dari orang lain, tetapi dari diri si akang dulu. Istilahnya mengasah penilaian kita dan melakukan introspeksi diri

      Reply
  3. Saya merasa tersinggung, kenapa guru dan foto disebut-sebut di sini, haha,,,

    Waktu nulis, saya ngga mikirin ini tulisan beda atau sama, dan gayanya bagaimana. Yang penting tulis aja. πŸ™‚

    Reply
    • Hahahaha.. itu karena saya menemukan "guru" adalah sosok yang sering ditiru para blogger. Banyak yang suka sekali menempatkan diri sebagai orang "pintar" dan "pandai" saat menulis.

      Nah, justru itu yang membuatnya berbeda. Ketika menulis dan nggak mikirin apa-apa biasanya malah menjadi "berbeda"

      Reply

Leave a Comment