Jadilah Diri Sendiri : Menjadi Orang Lain Itu Tidak “COOL” dan Tidak Menyenangkan [Pastinya]

Jadilah Diri Sendiri dan Jangan Jadi Orang Lain

Pernah mencoba memakai sepatu orang lain? Enak kah? Nyaman kah?

Terus terang kalau tidak terpaksa, saya tidak akan melakukannya. Kecuali, ya kecuali, saya akan masuk ke selokan saat kerja bakti, dan hanya sepatu boot tukang taman yang tersedia. Barulah saya mau memakai sepatu orang lain.

Tidak nyaman, tetapi lebih aman dibandingkan masuk ke got tanpa sepatu.

Kalau tidak ada kondisi seperti itu, ogah lah saya memakai sepatu milik orang lain, bahkan sepatu milik istri sendiri juga saya tidak akan mau memakainya. Saya yakin Anda juga tidak akan mau melakukannya.

Betul kan?

Perlu dijelaskan alasannya? Tidak kan?

Begitupun dalam menulis.

Pernah coba menulis tentang sesuatu yang tidak Anda kuasai dan mencoba memakai gaya dimana hati kita tidak sesuai?

Saya pernah.

Rasanya ampun sekali. Tidak nyaman sama sekali. Baru beberapa kalimat saja, ide sudah mentok dan seberapapun usaha yang dilakukan, rasa malas muncul. Buntu.

Pernah juga berhasil menyelesaikan beberapa tulisan dengan gaya tiruan seperti yang disarankan oleh seorang blogger master.

Hasilnya? Geleng-geleng kepala saya. Terlihat sekali aliran tulisan benar-benar tidak nyambung antar  kalimat. Masing-masing paragraf seperti berdiri sendiri dan tidak saling berkolaborasi membentuk tulisan. Ide ngawur kemana-mana karena berusaha menyesuaikan diri dengan apa yang disarankan orang lain.

Tidak nyaman sama sekali dan hasilnya sama sekali tidak bagus. Saya penulisnya saja malas membaca ulang, apalagi para pembaca.

Lalu untuk apa menulis kalau bahkan membuat senang diri sendiri saja tidak bisa.

Kapok lah. Tidak lagi-lagi saya mencoba memakai “sepatu orang lain”. Lebih enak memakai sepatu sendiri, seberapapun murahnya.

Itulah, mengapa kalau rekan blogger bertanya apa hal paling penting dan paling sulit dalam ngeblog, maka jawaban saya adalah “MENJADI DIRI SENDIRI!”

Godaan terlalu banyak di luar. Ketenaran dari para penulis atau blogger yang sudah lebih dahulu berhasil akan selalu berusaha menarik kita untuk meniru dan membebek.

Keinginan cepat sukses akan mendorong kita memakai cara yang sudah ada daripada berusaha melalui jalan kita sendiri. Kalimat “kalau orang lain bisa sukses dengan gaya itu kenapa saya tidak” akan terus terngiang.

Yang seperti ini akan terus mengganggu.

Padahal, ketika kita menjadi pembebek seperti itu, yang ada kita akan semakin sulit menemukan diri sendiri dan malah menjadi tiruan dari “orang lain” versi KW. Dan, versi KW tidak akan bisa menyaingi versi aslinya.

Syahrini menjadi terkenal dengan gaya centil, sok pintar dan sok kaya (entah darimana dapat uangnya). Tapi, cobalah meniru gaya yang dia pakai, apakah Anda akan terkenal seperti si Princess itu? Tidak akan. Anda hanya akan menjadi badut saja.

Syahrini tetap Syahrini. Versi KW-nya tidak akan bisa menyainginya. Orang tidak akan melihat Anda sebagai Syahrini seberapapun usaha Anda meniru gayanya. Anda hanya akan menjadi bayangan.

Dalam menulis pun demikian, seorang peniru, baik isi tulisan, atau gaya menulis, tidak akan pernah bisa melebihi penulis yang ditiru. Tidak akan pernah. Peniru akan tetap menjadi peniru selamanya. Seberapapun usahanya, tidak akan pernah bisa mengalahkan aslinya.

Itulah mengapa saya menolak memakai gaya guru, karena kenyataannya saya bukan guru, meski pernah menjadi seorang guru, tetapi saat ini saya adalah seorang marketer, bukan guru. Seberapapun saya coba meniru, saya akan tetap bukan guru.

Begitu juga dengan keputusan saya mengabaikan saran para blogger “profesional” agar bertindak “profesional” dalam menulis. Pikir saya, bagaimana bisa menjadi profesional, kalau ngeblog sendiri belum menjadi profesi saya sehari-hari. Saya cuma menjadi orang yang “berlagak” profesional.

No. Saya sudah pernah merasakan mencoba menjadi orang lain dan rasanya sangat tidak nyaman. Gaya saya juga menjadi tidak cool sama sekali. Lebih mirip badut (maaf bukan merendahkan profesi badut yah).

Tidak lagi saya akan mencoba memakai “sepatu” orang lain dalam kehidupan saya. Lebih nyaman memakai sepatu sendiri. Seberapapun orang lain mengatakannya tidak keren, tetapi saya merasa nyaman dan sepatu tersebut berfungsi dengan baik.

Begitu pun blog-blog yang saya kelola. Tidak akan lagi mereka diisi dengan tulisan hasil coba-coba meniru teori dan gaya blogger lain. Cukup sudah. Kasihan pembaca disuguhi tulisan yang hanya merupakan tiruan tulisan orang lain padahal mereka datang kesini untuk membaca sesuatu yang “khas” dari Maniak Menulis.

Tidak akan pernah lagi.

Menjadi diri sendiri itu lebih baik dan nyaman, bahkan dalam hal menulis.

4 thoughts on “Jadilah Diri Sendiri : Menjadi Orang Lain Itu Tidak “COOL” dan Tidak Menyenangkan [Pastinya]”

  1. Saya pernah pak coba nulis pake gaya orang lain.karena dulu hobi baca blog-blog motivasi jadi saya terinspirasi mau ikut cara nulis mereka Dan sumpah ga nyaman.
    Bikin artikel itu kayaknya kok jadi beratttt banget.

    Dan baca nya juga bikin males.

    Tapi sekarang saya coba apa adanya aja kalo nulis.
    Dan sekarang tulisan saya bisa cepet jadi banyak.

    Reply
  2. lebih enak dan nyaman menulis dengan gaya kita sendiri Pak, terbukti membuat hati tidak tertekan dan menulis jadi lancar.

    Apalagi menulis dengan materi yang kita sukai, biasanya membuat kita bersemangat untuk menulis.

    itu menurut saya sich Pak…. 🙂

    Reply

Leave a Reply to Kang Nata Cancel reply