Tantangan Yang Dihadapi Janganlah Disikapi Dengan Pesimis

 

Bete? Pastilah. Siapa sih yang tidak bete mengetahui blog kesayangan dan sedang dikembangkan di-hack oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Pusing, juga sudah jelas itu. Memikirkan bagaimana mengatasinya dan kemudian apa efek dari hasil kerjaan tangan-tangan tak bertanggungjawab itu ternyata bukan hal yang mudah.

Belum lagi kalau ditambah dengan kehilangan ribuan pembaca, hanya dalam waktu sekejap. Padahal membangunnya butuh bertahun-tahun.

Tambah ruwetnya lagi, efek dari hack di Pojok Menulis, ternyata berimbas pada beberapa blog lain yang berada di hosting yang sama dan dalam akun yang sama.

Pengennya, langsung saja membuang semuanya dan mencari hal lain yang tidak melahirkan kekecewaan seperti itu.

Pengennya.

Hanya kemudian, saya sadar “sesuatu”.

Kekecewaan, masalah, hambatan, dan yang seperti itu sudah pasti akan ditemui dimana-mana. Bukan hanya dalam urusan blog saja. Mau usaha bisnis kuliner, bisnis pakaian, atau bahkan bisnis korek api, semua akan mendapatkan hambatan yang sejenis.

Kecurangan.

Persaingan.

Orang iseng.

Semua akan ada dalam hal apapun.

Membuang blog hanya karena ada hambatan seperti ini dan kemudian berpindah ke hal lain, hanyalah sebuah “pelarian” saja. Bukan pemecahan.

Kalau lari kemanapun masalah pasti ada, lalu kenapa harus lari dari masalah yang ada. Mau mencari sesuatu yang tidak akan ada masalahnya sama saja bohong dan tidak akan ada. Jadi, kenapa harus lari.

Masa setiap ada masalah saya “lari” dan berharap ada keajaiban hadirnya dunia tanpa masalah?

Ya sudah mati saja. Dengan begitu setidaknya masalah duniawi selesai, tinggal masalah di akhirat nanti saja, menghadapi para malaikat dan komandannya.

Ga mungkin lah.

Jadi, saya memutuskan untuk terus menghadapai masalah yang sepertinya belum akan pergi dalam beberapa waktu ke depan. Blog kesayangan sedang dalam kesusahan, jadi saya akan tetap bertahan dan mencoba mencarikan pemecahan bagi masalah tersebut.

Sakit? Ya pasti lah.

Tetapi, tidak ada gunanya memelihara rasa tersebut di hati. Malah menghambat otak untuk tetap berpikir jernih.

Jadi, saya memutuskan untuk tetap optimis. Bagaimanapun, ada pepatah kuno yang mengatakan “tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya” atau “Sesuatu itu pasti ada ujungnya”.

Saya memutuskan untuk tetap berttahan dan mencari jalan keluarnya hingga suatu waktu “ujungnya” itu ditemukan.

Tidak masalah kalau itu menghabiskan 1-2 bulan, bahkan tahunan. Saya sudah memutuskan ngeblog sebagai jalan yang akan saya tempuh, jadi apapun masalah yang akan hadir, saya akan menghadapinya. Tidak akan saya berlari dari masalah tersebut.

Hacker atau apapun namanya, tidak akan menghentikan usaha saya memasuki dunia blogging seserius mungkin.

Gagal sekali, saya coba 2 kali. Dijitak 100 kali sama orang iseng, saya akan berlari 1000 kali lebih cepat supaya tidak kena jitak.

Untuk itulah Tuhan memberikan saya otak dan pikiran, supaya saya bisa berpikir dan memecahkan masalah yang hadir dalam kehidupan.

Iya nggak sih?

9 thoughts on “Tantangan Yang Dihadapi Janganlah Disikapi Dengan Pesimis”

  1. baru kali ini saya melihat Pak Anton berkeluh kesah……..sehingga artikelnya ditebitkan 3 bh, lain dari hari biasanya.

    saya jadi ingat sewaktu saya berkeluh kesah saat selalu mendapat konten tidak memadai, yg pernah saya curhatkan di blog Khasiat dulu………

    ini cuplikannya komentar Pak Anto "

    " Jangan ah kang… masa sih harus menyerah

    Kalau Bill Gates menyerah di tengah jalan, nggak akan ada Microsoft. Kalau Steve Jobs tidak memulai dari garasi dengan modal dikit, tidak ada yang namanya iPad, iPhone.

    Kita tidak pernah tahu apa yang ada di ujung terowongan. Mungkin cuma sebuah batu kerikil, mungkin juga segumpal emas, tetapi kita tidak akan pernah tahu kalau kita berhenti sebelum sampai ke ujung.

    Jalani dan nikmati…

    Cemungutzz Kang ".

    ……………………………………………………………….

    nah…kalimat itu cukup memotivasi saya, sehingga akhirnya konten tidak memadai akhirnya tumbang, berkat suport dan semangat dari Pak Anton.

    Saya yakin disetiap Masalah yang datang pasti ada kemudahan, Malam Pasti Berganti siang.

    Saya yakin masalah yang dihadapi oleh Pak Anton akan melahirkan sebuah ilmu yang akan membuat Pak Anton jauh lebih kuat dari sebelumnya.Amin

    Reply
    • Lebih tepatnya bukan berkeluh kesah kang.. Ini ada sebuah cara introspeksi diri. Saya tidak mengeluh, tetapi mengatakan situasi dan kondisi yang ada di dalam diri saat menghadapi masalah ini.

      Tetapi, saya juga menceritakan tentang keputusan yang diambil, untuk tidak menyerah.

      Bagaimanapun, saya tetap manusia dan akan mengalami naik turunnya kehidupan dan juga akan menghadapi situasi dimana kehilangan semangat dan ketika kesedihan atau kemarahan hadir. Selama saya bisa memecahkannya sendiri, maka berarti masih baik

      Tiga buah tulisan ini seperti saya bilang, adalah cara menyalurkan kemarahan dan kegeraman dalam diri sendiri. Daripada marah itu terbawa dan terkena pada orang yang tidak berhubungan, kan mendingan nulis.. 😀 iya nggak..

      Hahahahahahaha…Sisi baiknya, saya menemukan cara berkeluh kesah yang baik dan benar

      Reply
  2. hahaha,,, iya dech Pak.

    Tapi apak maksuh dari " efek dari hack di Pojok Menulis, ternyata berimbas pada beberapa blog lain yang berada di hosting yang sama dan dalam akun yang sama " yg pak Anton katakan diatas …. ?

    Apa efeknya Pak… ? saya tdk melihat efeknya ? sepertinya normal2 saja ……

    Reply
    • Iyah… tetapi sebenarnya ada karena efek hack menghadirkan spam dalam jumlah lumayan besar. Hasilnya membuat pemakaian CPU server menjadi besar juga. Mereka menghambat kinerja blog-blog yang lain dan ada kehadiran beberapa error karena pojok menulis terganggu. Belm ditambah bandwith yang termakan oleh link-link tidak jelas itu.

      Itu baru sebagian dari semuanya. Beberapa efek lain juga ada.

      Reply
  3. Ini sebuah ujian pak, insyaAllah setelah melewatinya akan dapat ilmu yang berharga dan naik kelas. Dan jangan lupa di share biar kita – kita bisa belajar.. 😀

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply