Berkomentarlah Dengan Tulus, Jangan Meminta Kunjungan Balik

Maaf.

Hanya itu yang bisa saya katakan terhadap salah satu rekan blogger yang sudah berkenan mengunjungi blog ini. Terima kasih atas kunjungannya, tetapi sekali lagi mohon maaf karena saya menyesali harus menghapus salah satu komentar yang sudah dituliskannya.

Isinya normal saja dalam dunia blogging dan justru sering dianggap sebagai norma diantara para blogger. Komentarnya bersih dari “link aktif”, dari kata-kata promosi dan spam. Sayangnya, disana ada kata-kata yang paling saya tidak sukai, yaitu ” ditunggu kunjungan baliknya”.

Maaf.

Biarpun para blogger menganggap itu wajar dan biasa, bagi saya tidak dan barisan kata-kata itu adalah kata-kata yang saya benci dalam dunia blogging. Disana tersirat “ketidaktulusan” dan mengharapkan imbalan berupa kunjungan balik ke blognya.

Saya mengunjungi ratusan blog dari rekan sesama blogger, baik di dalam dan luar negeri, tanpa diminta. Saya biasa melakukan itu karena menyukai membaca berbagai karya tulis dari blogger besar, kecil, sedang, tua, muda, Jawa, Sunda, Kalimantan, dan sebagainya. Saya melakukan itu karena “suka”.

Terkadang, saya meninggalkan jejak berupa komentar, tetapi tidak pada semua blog yang dikunjungi. Biasanya jejak yang ditinggalkan karena saya merasa benar-benar tertarik terhadap tulisannya. Semua itu dilakukan dengan iklas dan rela karena saya menyukainya. Tidak ada yang memaksa.

Hanya saja, rasa suka dan rela itu hilang begitu saja ketika seorang rekan blogger mengatakan “ditunggu kunbal-nya”, dengan cara apapun. Hal itu seperti menyudutkan dan memaksa saya untuk datang ke blognya. Padahal belum tentu saya menginginkannya.

Keterpaksaan itu membuat kesenangan saya hilang entah kemana, yang ada rasa tidak nyaman karena merasa berhutang. Sesuatu yang menyebalkan dan tidak menyenangkan.

Tidak ada lagi kebahagiaan membaca, tidak ada kesenangan mengikuti alur penulisan, tidak ada yang namanya kegembiraan mendapatkan informasi dan pengetahuan. Tidak ada sama sekali, yang ada adalah tekanan dan ketidaknyamanan.

Saya kehilangan kesenangan saya karena sederet kata sederhana yang dianggap wajar.

Jadi, jika Anda sedang berkunjung ke Maniak Menulis, mohon maaf jika Anda meninggalkan jejak berupa harapan adanya “kunjungan balik” dari saya, saya akan mendeletenya. Saya tidak bisa berjanji akan datang ke blog Anda dan tidak mau dipaksa berjanji dengan cara apapun.

Tapi, tidak berarti saya tidak akan pernah kesana. Saya akan melakukan sesuai dengan apa yang saya maui dan bukan apa yang orang maui, dan saya akan melakukannya dengan tulus hati, bukan karena keterpaksaan. Mungkin, saya akan meninggalkan jejak, mungkin juga tidak.

Anda mungkin tidak pernah sadar saya sudah berpuluh kali ke blog Anda karena saya tidak terbiasa meninggalkan jejak hanya karena sesuatu yang katanya “norma”, tetapi sebenarnya bukan. Saya akan melakukannya sebagai sebuah bentuk apresiasi terhadap tulisan yang baik dan menarik, bukan sekedar basa-basi atau mencari link atau mencari pasar untuk blog saya.

Juga, saya tidak berharap Anda untuk memasukkan komentar di kolom yang disediakan, jika memang Anda tidak berniat. Saya tidak akan memaksa dan mengharuskan karena itu adalah hak memilih individu dan tidak bisa dipaksakan. Tetapi, jika Anda ingin melakukannya, lakukan dengan tulus hati dan tanpa niat meminta “imbalan”.

Karena komentar ini, akhirnya terpikir oleh saya untuk menonaktifkan kolom komentar di Maniak Menulis seperti yang sudah saya lakukan di beberapa blog yang lain, karena saya tidak ingin dipaksa melakukan sesuatu oleh orang lain.

Berkomentarlah dengan tulus, kawan dan jangan anggap sesama blogger sebagai pasar bagi blog Anda. Anggap mereka sebagai kawan, teman, sahabat dimana Anda bersedia melakukan sesuatu, termasuk berkomentar secara tulus.

Maaf.

4 thoughts on “Berkomentarlah Dengan Tulus, Jangan Meminta Kunjungan Balik”

  1. hahaha…saya sensitif sekali pak,,,jangan2 saya yang dimaksud…kwkwkwkwk….

    karena dari awal niat saya ingin menikmati tanpa kunbal….jadi kunbal tidak kunbal bagi saya no probelm…. 🙂

    saya merasa blog ini adalah blog saya sendiri …. jadi berkunjung ke blog ini seperti pulang kerumah sendiri.

    bagi saya kunbal bukan prioritas….yg utama adalah apa yang bisa saya serap dari sang Master Pak Ardiyanto di tulisan blog ini.

    Reply
  2. Gusrak… hahahahaha…. tapi tepat mewakili apa yang ada di pikiran saya kang, ketika sebuah blog terasa nyaman bagi saya, sayapun ga akan segan berpuluh kali berunjung kesana. Bahkan tanpa diminta.

    Bagi saya, bloger adalah kawan dan teman. Saya datang ke rumahnya, bukan karena saya berharap ia mau datang ke rumah saya. Ia tidak mau pun, saya akan tetap datang. Karena itulah yang harus dilakukan seorang temang.

    Kadang saya bawa oleh-oleh kadang tidak.

    Tetapi begitu ditodong kamu ditunggu kedatangannya di rumah saya.. malahan jadi malas. Kalaupun datang nggak semangat.

    Kang Nata selalu tunggu disini, kalau nggak ketemu disni.. ketemu di ASIKPEDIA ajah..:D

    Reply
  3. Pak anton jangan di non aktifkan kolom komentar ini, nanti saya kasih kritiknya gimana pak?..hee.hee.hee

    saya berkunjung ke sini karena memang saya suka dengan tulisan pak Anton.
    dan bagi saya tulisan pak anton itu berbeda tentang blogging, gak seperti tutorial blog pada umumnya.
    di tunggu postingan selanjutnya.. keep write..

    Reply
    • Masih bisa berkomentar kan? Berarti kolomnya belum dinonaktifkan.. hahahaha

      Masih sekedar pemikiran untuk melihat untung ruginya.

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply