Ngeblog itu Butuh Kesabaran

Boleh bertanya Kawan Pembaca? Berapa lama waktu yang Anda tetapkan agar blog yang Anda kelola kedatangan 1000, 2000, 3000 pengunjung perhari? Atau, kalau memakai ukuran uang, berapa nilai nominal yang sudah Anda tetapkan untuk diraih pada tahun ke-2 setelah perjalanan blog Anda dimulai?

Bersediakah Anda sharing disini?

Bukan cuma sekedar iseng, tetapi memang karena penasaran saja ingin tahu apa sih yang ditargetkan dan berapa lama waktu yang ditargetkan oleh sesama blogger.

Pertanyaan ini timbul akibat membaca terlalu banyak postingan dari sesama blogger di berbagai komunitas blogger baik di dalam dan di luar negeri. Banyak sekali yang terkesan sudah rusuh dan khawatir ketika menemukan blognya hanya dikunjungi 100-200 orang pada usia ke-3 atau 6 bulan.

Bingung bin bengong.

Apa yang ada di kepala mereka ketika mengajukan pertanyaan tentang apakah kondisi demikian normal atau tidak?

Apakah mereka berpikir bahwa diri mereka seorang artis atau seleb yang namanya sudah dikenal khalayak sehingga berharap bahwa blog mereka dikunjungi ribuan bahkan puluhan ribu orang dalam waktu sependek itu? Apakah mereka pikir mereka sebegitu hebatnya dalam menulis sehingga ribuan orang akan berbondong-bondong datang hanya karena mereka sudah menerbitkan tulisan?

Heran. Geleng-geleng kepala.

Mungkin mereka sedang mabuk akibat membaca banyak tutorial blogging yang mengatakan ada tips atau trik ajaib. Mungkin juga mereka kebanyakan bermimpi indah menemukan lampu ajaib ala Aladin.

Kenyataannya, ngeblog adalah sebuah perjalanan panjang, yang bisa jadi menjadi perjalanan tak berujung.

Nama-nama beken di dunia blogging pun tidak pernah sebegitu bernafsunya ingin terkenal dalam waktu pendek.

Darren Rowse, pendiri Problogger dan Digital-Photography-School, menghabiskan 2 tahun pertamanya hanya untuk menulis. Sebelum kemudian giat mempromosikannya.

Linda Ikeji menemukan bahwa pada 1-2 tahun pertama, blognya hanya mendapat sedikit kunjungan saja, padahal ia adalah mantan model dan seorang jurnalis.

Apa yang bisa diharapkan ketika sebuah blog baru berusia 3-6 bulan?

Tentunya, bisa dikata sama sekali tidak ada. Nama belum terkenal. Pemilik blognya sendiri mungkin belum menemukan gaya menulis yang pas untuk dirinya. Si blogger, bahkan mungkin masih sibuk berjuang mengutak-atik template supaya tampilan agak enak dilihat.

Jadi, pertanyaan useless (tidak ada guna) bin bodoh seperti itu seharusnya tidak perlu ditanyakan.

Perjalanan ngeblog melebihi yang namanya marathon. Jika lari marathon memiliki batas 42 kilometer dan suatu waktu berakhir, ngeblog bahkan ujungnya saja tidak kelihatan sama sekali, bahkan bagi saya yang sudah lebih dari 2 tahun menjalaninya. Apalagi bagi mereka yang baru memulai.

Ngeblog bagi saya seperti berjalan di dalam terowongan yang gelap tanpa cahaya. Kita tidak mengetahui dimana ujungnya. Juga tidak tahu apakah suatu waktu ujung itu tercapai atau tidak.

Yang bisa dilakukan adalah maju setapak demi setapak. Mencoba menyingkirkan hambatan satu demi satu. Memecahkan masalah demi masalah. Itupun tetap tidak ada kepastian bahwa ujungnya (seperti yang kita harapkan) akan ditemukan.

Tidak ada jaminan.

Dalam kondisi seperti ini, yang bisa dikerjakan dan harus dilakukan adalah tetap berusaha. Tetap berjuang dan bergerak maju. Tetap menulis dan tetap belajar.

Dan, sambil tetap percaya suatu waktu akan ada titik terang di depan sana.

Tentunya, saya cukup paham bahwa menghadapi kondisi seperti itu tidaklah mudah. Butuh semangat yang tinggi dan kesabaran yang juga harus tebal (agar tidak sampai habis).

Jangan sedikit-sedikit berpaling hanya untuk bertanya. Jangan sedikit-sedikit mengeluh.

Tidak akan maju jika waktu kita terbuang hanya karena hal-hal seperti itu.

Just keep on fighting and writing.

4 thoughts on “Ngeblog itu Butuh Kesabaran”

  1. Haha tergantung sisi pandangnya. Kalau saya memandangnya sebagai sebuah tantangan dan tidak mengerikan. Apalagi kalau enjoy dan bisa menikmatinya.

    Cuma memang sulit

    Reply

Leave a Comment