Pertanyaan kepada Anda, boleh dijawab, boleh juga tidak, tetapi mungkin patut direnungkan terutama bila Anda adalah seorang blogger, dan masih part time alias paruh waktu. Berapa jam waktu istirahat yang Anda punya dalam sehari? 8 jam? 6 jam? 4 jam? Maukah Anda mengurangi waktu istirahat demi ngeblog?
Mau tidak mau, sebagai seorang blogger part time, mengatur waktu merupakan sesuatu yang krusial. Kegiatan sehari-hari yang dihadapi bukan hanya ngeblog saja. Kebanyakan, sama seperti saya masih harus mencari nafkah dengan bekerja untuk orang lain. Belum lagi urusan di rumah dan berbagai macam hal lainnya.
Terkadang dalam sehari hanya menyisakan waktu 2-3 jam pada hari biasa dan mungkin 8 jam di akhir pekan atau libur. Itupun dengan syarat bahwa tidak ada rencana pergi liburan atau menemani pasangan berbelanja. Jika mereka meminta, maka waktunya akan ikut memendek juga.
Banyak blogger akhirnya memutuskan untuk mengurangi jatah yang seharusnya dipergunakan untuk beristirahat setiap hari, baik untuk tidur atau sekedar meluruskan punggung. Tidak jarang yang menggunakan waktu istirahat di kantor dan tetap menyibukkan diri untuk mencari data bagi artikel yang akan ditulis berikutnya.
Maukah Anda melakukan hal itu? Perlukah melakukannya? Apakah mengurangi waktu istirahat benar-benar dapat membantu meningkatkan produktivitas blogging Anda?
Tentunya, kalau mengikuti anjuran para blogger sukses bin terkenal, maka ngeblog adalah kerja keras. Tidak salah banget karena jika ingin sukses apapun maka seseorang harus mau mengorbankan apapun, baik tenaga, waktu, dan uang demi kesuksesan tersebut.
Jika memakai pandangan ini, maka bila Anda termasuk kalangan meraka yang ingin berhasil dalam dunia ngeblog, mau tidak mau, memanfaatkan waktu istirahat untuk kegiatan ngeblog harus dilakukan. Tidak ada jalan lain karena blogging akan menjadi sebuah usaha dan bisnis yang menyita waktu dan perhatian.
Nah, maukah Anda?
Saya Tidak!
Sejauh ini, saya sudah mengurangi waktu istirahat cukup banyak. Biasa tidur 6-7 jam di malam hari, sejak mengelola blog, waktu itu terpangkas. Terkadang hanya 4-5 jam saja saya tidur setiap malam.
Belum lagi waktu yang biasanya dihabiskan bersama keluarga pun sudah berkurang karena dialihkan untuk entah mengumpulkan data atau sekedar mencari ide tulisan.
Ternyata, benar-benar makan waktu si ngeblog ini.
Lalu, bisa dikata sudah tidak mungkin lagi waktu yang sudah sangat sedikit itu harus dikurangi lagi. Resikonya bisa sangat fatal karena bahkan dengan mengurangi jam tidur saja, terasa sekali kalau badan tidak sesegar di saat saya tidur 6-7 jam. Terasa mengantuk dan lemas.
Jadi, jawabannya saya tidak mau mengurangi waktu istirahat demi meningkatkan produktifitas blogging.
Apa yang saya lakukan, memang secara jangka pendek akan membuat waktu tersedia lebih banyak untuk menulis, dan memang hal itu dirasakan dengan bertambahnya jumlah artikel yang lumayan pesat dalam jangka waktu demikian.
Tetapi, terasa sekali kepenatan dalam menjalankannya.
Mau tidak mau. Waktu tidur berkurang banyak. Secara otomatis badan tidak lagi mendapatkan waktu yang cukup untuk beristirahat. Capek.
No Free Lunch
Pepatah lama yang tetap berlaku hingga masa kini.
Tidak terbantahkan.
Selalu ada konsekuensi dari setiap hal.
Termasuk mengurangi waktu istirahat. Saya membayarnya dengan rasa penat dan capek yang terkadang menyusahkan saat sedang bekerja di kantor. Belum lagi repotnya menahan kantuk di kereta dalam perjalanan pulang pergi ke tempat bekerja.
Ampun.
Itu juga belum dihitung dengan keluhan sang istri dan anak yang merasa saya tidak lagi dekat dengan mereka. Maklum, biasanya ada waktu ngobrol sepulang kerja, sekarang, setelah pulang, mandi, makan, saya langsung menghadap ke si Notebook HP.
Tidak ada lagi waktu yang terluang untuk berdiskusi atau sekedar bergosip dengan orang-orang yang disayang.
Itu hanya demi ngeblog.
Itulah konsekuensi dari keputusan menghilangkan waktu istirahat hanya untuk meningkatkan produktivotas blogging saya.
Mungkin, saya akan berhasil di satu sisi, tetapi saya membayarnya di banyak hal lain, seperti
- Kesehatan badan yang bisa dipastikan akan terus menurun
- Konsentrasi yang menurun
- Menjadi terisolasi dengan dunia luar
Saya memutuskan untuk mencari keseimbangan baru yang “aman” dan tidak menimbulkan konsekuensi berlebih dalam hal ini. Caranya, ya mengurangi waktu ngeblog dan mengembalikan jatah waktu untuk istirahat seperti sebelumnya.
Bagaimanapun, saya ngeblog untuk keluarga, bahkan penghasilannya pun akan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan ini, dan bukan hanya untuk saya. Jika ternyata ngeblog membawa dampak negatif yang tidak bisa ditanggung oleh keluarga ini, maka saya akan kehilangan tujuan dan target ngeblog sendiri.
Pada akhirnya, semua itu akan menjadi kontra produktif dan tidak bermakna apa-apa.
Kenali Diri Sendiri dan Keluargamu
Jalan yang saya pilih, adalah untuk saya. Bukan untuk Anda. Keputusan untuk tidak mengurangi waktu istirahat sekedar untuk menambah waktu menulis artikel dibuat berdasarkan faktor-faktor yang ada dalam keluarga saya.
Bukan keluarga dan diri Anda.
Setiap manusia berbeda kondisi dan situasinya. Tidak akan sama. Jadi, jangan pernah telan apa yang diceritakan disini tanpa mempertimbangkan sikon diri Anda. Jangan pernah.
Jika Anda pikir bahwa mengurangi waktu istirahat bisa meningkatkan produktivitas Anda dalam ngeblog, dan tentunya tanpa menimbulkan akibat negatif pada diri sendiri atau keluarga, lakukan saja. Anda beruntung.
Tetapi, jika masalah yang sama dihadapi, pertimbangkan lagi dan lakukan koreksi. Pertanyakan lagi untuk apa Anda ngeblog? Untuk siapa? Apa yang Anda harapkan?
Jika semua pertanyaan itu bisa terjawab, maka Anda akan menemukan jawabannya terhadap pertanyaan “Maukah Anda mengurangi waktu istirahat untuk meningkatkan produktivitas blogging Anda?
Silakan temukan jawabannya sendiri.