Jangan Membodohi Pembaca Dan Menakut-Nakuti Mereka

Pernahkah membaca kalimat-kalimat seperti ini di saat Anda mengunjungi blog tentang blogging tutorial

1. Kalau loading laman website lebih dari 3 detik, pengunjung akan kabur dan tidak akan kembali

2. Menulis setiap hari adalah kesalahan karena tidak ada kesempatan berinteraksi dengan pengunjung

3. Lakukan editting berulangkali, karena typo bisa menyebabkan pengunjung malas membaca dan tidak mau kembali ke blog

Pasti lah pernah. Ini adalah standar tutorial yang diajarkan entah oleh internet marketer atau blogger yang membahas tutorial ngeblog.

Tidak kah terlihat sebuah usaha dari yang menulis untuk “menakut-nakuti” disini? Tidak ada blogger yang ingin pengunjungnya kabur, jadi mereka akan terus berusaha supaya kecepatan loading laman blog mereka secepat si Flash.

Padahal, benarkah faktanya demikian? Tidak begitu. Memang semakin cepat semakin baik, tetapi kalau sebuah blog loadingnya agak lama, tidak serta merta pengunjung akan langsung kabur dan tak kembali.

Contoh sederhana saja, website Lovely Bogor kepunyaan saya, kecepatan loadingnya meneurut Pagespeed Insight punya google agak mengenaskan, 2 X 3 detik. Apakah pengunjungnya kabur? Yah, TIDAK! Pembaca tetap datang dan kadang, paling tidak sejak update algoritma Google di bawah 3000 orang per hari.

Lalu, apakah di blog itu banyak kesalahan ketik? Banyaklah. Saya sendiri jarang melakukan editting secara rinci, hanya sekedarnya saja. Meskipun demikian, visitors yang kembali dan kembali tetap banyak, sekitar 20-30% dari pengunjung harian adalah mereka yang termasuk dalam returning visitors (atau pengunjung yang kembali).

Jadi, wejangan-wejangan ala para blogger rtutorial di atas sebenarnya adalah tidak tepat dan cenderung menakut-nakuti pembaca (yang kebanyakan blogger yang ingin belajar). Mereka melakukan pembodohan dalam hal ini.

Tujuannya, tentu saja, supaya para pembaca mengikuti saran-saran mereka. Mereka ingin pembaca menganggap mereka sebagai sumber terpercaya. kalau pembaca yakin, mereka akan kembali lagi ke blog tersebut dan tulisan mereka akan menjadi laku.

Itu saja.

Cara seperti ini adalah cara khas yang banyak dipergunakan para pemasar atau marketer (di dunia nyata atau maya sama saja). Mereka sering tidak mengungkapkan fakta secara lengkap. Kebanyakan akan memilih fakta yang mendukung teori dan keinginan mereka saja. Tujuan utamanya bukan mencerdaskan pembaca, tetapi agar mereka mau mengikuti saran dan cara mereka.

Itulah mengapa, jika Anda ingin menjadi blogger, tidak seharusnya Anda melakukan hal seperti ini. Blogger tidak menjual sesuatu.

Memang, blogger boleh (dan justru diharapkan) punya opini dan pandangan, tetapi mereka tidak seharusnya menutupi fakta dan data yang tidak mendukung teori mereka. Mereka harus tetap membukanya agar yang membaca tahu bahwa mereka memiliki pilihan lain.

Terlebih lagi, blogger tidak seharusnya menakut-nakuti para pembaca, terutama dengan data dan fakta yang sama sekali belum terbukti. Hal itu justru membodohi pembaca dan efeknya bisa mendorong mereka melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak membawa manfaat banyak bagi mereka.

Tahukah Anda berapa banyak blogger banyak yang penasaran berusaha mendapat skor 95-100 persen di Pagespeed Insight? Tahukah waktu dan tenaga yang dihabiskan oleh mereka untuk mencapai hal itu? Banyak yang merasa tidak nyaman kalau angkanya di bawah itu.

Tetapi, pernahkah Anda mencoba mengukur bereka kecepatan loading www.detik.com pada Pagespeed Insight?

Kalau sudah Anda tentunya akan menyadari bahwa kecepatan loading bukanlah segalanya. Pengunjung akan tetap datang dalam jumlah besar jika mereka merasa isi websitenya bagus dan bermanfaat, bukan karena loadingnya cepat.

Jangan tanyakan efek lain dari berita-berita buatan blogger yang cenderung menekankan sensasi dibandingkan isi. Indonesia mengalami banyak masalah karena banyak tulisan yang tidak didasarkan pada fakta beredar. Ini adalah sebuah pembdohan.

Mencoba menarik perhatian pembaca adalah sebuah hal yang wajar dan memang harus dilakukan oleh seorang blogger (jika dia mau dan menginginkannya), tetapi… secara moral, menutupi fakta dan data, menakut-nakuti tidak termasuk di dalamnya.

Negeri ini butuh blogger untuk mencerdaskan dan bukan untuk membuat bodoh orang lain.

Leave a Comment