Cara Menurunkan Bounce Rate Dengan Menulis Pendek-Pendek Saja

Bertentangan lagi? Tidak juga. Memang banyak sekali teori yang dikemukakan para pakar SEO (Search Engine Optimization) tentang cara menurunkan bounce rate pada suatu blog atau website. Teorinya panjang-panjang dan detail sekali.

Kebanyakan dari mereka mengajarkan untuk menulis tulisan berkualitas, membuat tulisan seperti list/daftar, di atas 1000-2000 kata, dan seterusnya.

Salah kah demikian? Entahlah, saya malas mencobanya.

Jadi saya tidak peduli dong kalau pengunjung datang ke blog dan hanya membuka satu halaman lalu pergi? Yah, disebut peduli ya peduli, disebut tidak ya tidak. Saya sudah putuskan untuk menjalani kegiatan blogging tanpa harus banyak berteori saja.

Walaupun demikian, bukan berarti saya tidak mencoba agar pengunjung mau setidaknya membaca 2-3 halaman dari blog-blog yang saya buat. Tentunya, kalau mereka betah, saya juga akan merasa senang.

Sayangnya saya malas sekali harus menulis dengan cara yang sama terus menerus. Tidak nyaman kalau harus menulis ala guru dan master yang panjang-panjang dan detail. Bukan berarti tidak mampu karena kenyataannya sudah banyak tulisan di blog yang saya kelola yang panjang-panjang, bahkan hingga 9000-10000 kata.

Cuma capek juga kalau terus begitu.

Kebetulan beberapa waktu lalu, saya mengaktifkan lagi sebuah blog yang hiatus (bobo panjang) selama hampir satu tahun. Namanya Pojok Menulis. Dibuat memakai subdomain dari Lovely Bogor saja. Isinya hanya sekedar iseng saat memulainya. Biar tidak bosan menulis tentang Bogor terus.

Nah, sejak dibangunkan dari hibernasinya, blog tersebut ditujukan sekedar memberikan informasi-informasi kecil saja yang mungkin tidak akan membuat terkenal, tidak memiliki keyword ber-BPK tinggi (lagi pula saya tidak peduli), dan tidak ngetren.

Pojok menulis saya fokuskan saja untuk mereka yang ingin belajar bahasa Inggris atau bahasa Indonesia secara online, setidaknya tata bahasa, pengertian tentang idiom serta pengetahuan-pengetahuan umum lainnya saja, seperti berbagai macam fakta unik dan aneka manfaat dari ini dan itu.

Itu saja.

Fokusnya hanya menghasilkan sebanyak mungkin artikel. Jadi, kalau memakai teori panjaaannnng dan laaamaaaaa ala para pakar blogging, tidak mungkinlah. Jadi semua artikel dibuat sesingkat mungkin. Lagi pula menulis arti idiom atau peribahasa tidaklah perlu berpanjang-panjang. To the point saja, yang penting inti bisa tersampaikan.

Juga karena fokus pada sebanyak-banyaknya artikel, pengisian Pojok Menulis dikerjakan bersama adik, yang juga seorang blogger. Ia menangani tulisan dengan tema Aneka Manfaat dan Pengetahuan Umum lainnya. Saya fokus pada bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya. Tapi, tidak saklek, dia kadang menulis tentang bahasa Indonesia dan saya tentang pengetahuan umum.

Pokoknya, setiap hari harus masuk beberapa tulisan.

Pendek-pendek, malah jarang yang melebihi 300 kata. Ada yang kurang dari 100 kata juga. Ngapain panjang-panjang kalau dengan tulisan pendek saja sudah selesai menyampaikan informasi.

Itu saja.

Awal mulanya, bounce rate masih di atas 80 %, bahkan pernah 90%. Hehehehe.. maklum tidak pernah diurus dan tidak dapat suntikan artikel baru selama setahun. Bagaimana ada yang betah. Pengunjung juga di bawah 50 orang perhari, kebanyakan malah cuma 20 saja dengan pageview 50-an maksimum.

Setelah hampir kerja dua bulan cuma TOK untuk mengisi dan mengisi saja. Hasilnya seperti ini.

Pertama : screenshot dari Google Analytics selama sebulan terakhir

Kedua : Screenshot dari Google Analytics periode dua minggu terakhir

Yang terlihat apa?

1. Pengunjung meningkat, 

Kalau pakai bahasa para internet marketer, pengunjung meningkat sampai 400 %! Hahahaha.. ya iyalah dari hanya 20-50 an sehari sekarang sudah jadi sekitar 200-250 perhari. Sekitar 400% kan?

Yang pasti memang ada peningkatan pengunjung lumayan. Padahal Pojok Menulis tidak memakai berbagai trik SEO, tidak cari backlink, tidak promosi. Dua orang di belakangnya cuma menulis dan menulis saja.

Boro-boro pakai SEO, saya bisa dikemplang sama para mbah juragan SEO kalau berani sebut begitu. Wong tulisannya banyak yang di bawah 300 kata, malah terkadang di bawah 100 saja.

2. Penurunan Bounce Rate

Lagi-lagi iseng minjem istilah para pakar SEO bin Internet Marketer, Bounce Rate menurun secara drastis. Anda mau? Usaha sendiri dong jangan cuma nanya dan baca.

Bercanda ya gays

Baidewei baswei, kenyataannya memang ada penurunan bounce rate 50% (alah lagi-lagi gaya Internet Marketer) dibandingkan pada awal mengaktifkan lagi. Dari kisaran 80-90% menjadi hanya 30-an persen saja. Lima puluh persen kan? Bener nggak 80%-30% = 50%? Atau kalkulator saya salah.

Bahkan, kalau ditelaah situasi bounce rate selama 2 minggu terakhir.. angkanya bisa bikin ngiri orang. Hanya 1.31 persen saja booo… Ngimpi saja tidak bisa begitu (dan saya sendiri nggak nyangka bisa begitu).

3. Pageviews meningkat

Kayaknya karena hanya pendek-pendek, para pembaca punya waktu buat baca lebih banyak lagi. Jadilah rata-rata mereka membuka lebih dari 1 halaman setiap datang.

Otomatis. Ini yang buat bounce rate menurun.

Nah.

Bukan menyombong. Saya hanya ingin mengatakan sedikit analisa (boleh percaya, boleh juga tidak) hasil pengamatan terhadap Pojok Menulis sejak dihidupkan kembali.

a) Tulisan pendek kalau informatif dan bisa memenuhi kebutuhan yang baca, bisa bikin mereka mencoba membuka halaman yang lain.

b) Mungkin karena tulisan pendek, jadi mereka tidak capek untuk membaca yang lainnya.

c) Tanpa SEO pun, tulisan tetap bisa terbaca oleh mesin pencari (cukup banyak tulisan Pojok Menulis yang mampir di halaman pertama SERP)

d) Tulisan di bawah 300 kata pun bukan tidak mungkin mampir di halaman pertama SERP

Hanya satu yang perlu perhatian adalah waktu singgah mereka masih di bawah satu menit saja. Berarti mereka membaca secara kilat (karena memang artikelnya dibuat supaya begitu, dalam 10-15 detik saja sudah selesai dibaca).

Yang paling menyenangkan dari hasil analisa tersebut, walau masih 1/2 jadi (atau 1/4 jadi, terserah saja) adalah HOREEE… ternyata ada cara lain untuk menarik pengunjung dan bukan hanya jalan SEO atau PROMOSI yang diklaim satu-satunya oleh para pakar blogger dan internet marketer.

That’s good.. really really good.

Nah, silakan analisa sendiri apakah cara seperti ini bisa cocok untuk Anda. Saya disini hanya menampilkan apa yang saya alami dan tidak akan pernah mengklaim ini satu-satunya cara. Karena saya bukan pakar blogging, bukan pakar SEO, apalagi seorang internet marketer.

Saya hanyalah seorang blogger saja.

7 thoughts on “Cara Menurunkan Bounce Rate Dengan Menulis Pendek-Pendek Saja”

  1. dapat lagi dah blog barunya..

    btw yang kemarin belum ketemu, susah carinya..

    ide segar juga nih pak, pakai artikel pendek-pendek saja..
    mungkin lebih mudah, ketimbang belajar membuat artikel panjang tetap menarik.

    ada yang pakai widget soal atau tes-tes begitu ..

    tapi menulis artikel pendek namun informatif lebih enak deh..

    Reply
  2. Hahahaha.. itu blog lama dihidupkan kembali…

    Yah, itulah kenapa saya bilang kalau tidak mencoba sendiri maka kita tidak tahu dan tidak bisa memberi bukti. Daripada rumit ngutak ngatik widget dan lain-lain, memecahkannya dengan menulis itu lebih bermanfaat menurut saya..

    Reply
  3. Karena sebuah kesibukan, sehingga saya lupa dengan blog yang saya idolakan ini, padahal sudah ada artikel baru yang sudah muncul.

    Kalau melihat tanggal publishnya, yaitu tanggal 10 Maret 2017, itu artinya sudah 7 hari saya belum sempat ke blog ini.

    Saya kurang mengerti masalah Bounce Rate Pak…?

    Saya pernah membaca artikel disalah satu blog Pak Anton, memang ada tulisan yang sangat sedikit sekali kosa-katanya.

    Tapi saya lupa namanya, sebab,,,,blog Pak Anton buanyakkk sekalee,,sich…hehehe.

    Pada blog yang pernah saya baca itu, memang sangat cepat sekali saya membacanya beda dengan blog LB yang mana saya harus memfokuskan mata, agar bisa menyerap semua kata – kata yang ingin disampaikan.

    Selera Pembaca itu beragam yach Pak….? Ada yang senang artikel panjang, ada yang senang artikel sedang dan ada yang senang artikel pendek.

    Serta ada yang malas baca juga….hanya lihat gambar doang.

    Kalau saya sich…bikin semua jenis artikel,,,tinggal pembacanya sendiri yang menentukan artikel mana yang mau ia baca.

    Reply
  4. Betul sekali.. selera pembaca itu beragam. Ada yang suka pendek, ada yang suka panjang dan seterusnya.

    Makanya kalau menulis tidak perlu diperpanjang kalau memang harus pendek. Tidak perlu juga dipendekkan kalau harus panjang. Yang penting tuntas dan selesai apa yang ingin disampaikan.

    Saya melihat banyak yang mencoba memanjangkan hanya karena ingin SEO, dan saya pikir itu bukan hal yang bagus

    Reply
  5. Permasalahan bounce rate memang menjadi momok yang meresahkan para pemilik situs. Minggu lalu bounce rate blog saya masih diangka 80% , tapi dari beberapa teori yang saya terapkan nampaknya ada perubahan yg signifikan dari angka tersebut…

    Reply
    • Terus terang saya sih sekarang nggak peduli sama bounce rate. Bodo amat dan ga pernah jadi momok saya.

      Fokus saya sekarang hanya menulis, menulis dan menulis. Selebihnya EGP

      Reply

Leave a Comment