Blogger dan Kacamata Kuda

Pernah melihat delman? Pastilah sudah pernah. Tetapi, pernahkah kita paham mengapa kuda penariknya diberikan semacam penutup di bagian matanya, yang biasa disebut kacamata kuda?

Tujuannya sederhana sebenarnya, yaitu agar kuda tersebut mudah dikendalikan oleh sang sais delman. Jika sang kuda tidak diberi kacamata penutup, ada kemungkinan ia berlari ke arah tujuan yang tidak diinginkan oleh sang sais.

Dengan mata yang tertutup sang kuda hanya bisa tergantung pada sinyal yang diberikan oleh sang kusir lewat tali kekang.

Itulah gunanya penutup mata, atau kacamata kuda.

Nah, pernahkah Anda merasa ketika membaca sebuah tulisan pada sebuah blog yang sepertinya “mengarahkan” Anda pada sesuatu, bisa saja sebuah produk atau pendapat atau pandangan? Pastilah. Kebanyakan tulisan pada blog memang bersifat subyektif dan memang ingin agar Anda mengikuti apa yang dilakukan oleh sang blogger penulisnya.

Itu memang ciri khas dari tulisan para blogger.

Tetapi, tidak semua blogger.

Banyak blogger yang meskipun mengutarakan pandangan dan pendapatnya, dan tentu saja berharap Anda mempercayainya tetap memberikan ruang untuk para pembaca menemukan kemungkinan-kemungkinan lain. Mereka tidak akan memaksa, atau mendorong Anda untuk mengikuti apa yang dilakukannya.

Mereka tetap berpikir bahwa apa yang disarankannya belum tentu cocok dan bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu mereka tidak akan segan memberi masukan dan saran untuk mempertimbangkan kembali pandangan atau opini yang diberikannya.

Kategori pertama itulah yang kerap saya pandang sebagai blogger berkacamata kuda. Mereka sulit untuk melihat, apalagi mengutarakan pada pembacanya bahwa pandangan dan pendapatnya belum tentu yang paling benar. Mereka sulit melihat sisi lain dari sebuah hal.

Mereka seperti terkungkung pandangannya oleh batasan (mirip kacamata kuda). Bisa jadi karena memang pengetahuannya terbatas, atau bisa juga karena mereka sedang “memaksakan” kehendak pada pembacanya dengan tujuan sesuatu (entah pada akhirnya mengklik iklan atau menjadi pengekor mereka).

Kategori yang kedua, adalah kategori yang tidak mengenakan kacamata kuda. Mereka tahu bahwa banyak kemungkinan di dunia ini, bahkan tentang satu hal. Mereka tidak akan berani mengklaim bahwa dirinya lah yang paling benar. Blogger kategori ini akan membiarkan pembacanya memilih dan berpikir.

Nah, tinggal Anda sebagai pembaca memilih jalan yang diinginkan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Tidak berarti memakai kacamata kuda SALAH dan yang tidak memakai BENAR. Karakter tiap orang berbeda. Ada yang memang perlu diarahkan secara khusus dan ketat untuk mencapai tujuan, tetapi ada yang suka kebebasan untuk berkreasi dan memilih.

Yang mana yang dipilih pun memiliki resiko dan ada konsekuensinya. Jangan pernah berharap ada jalan sempurna tanpa resiko karena Anda mencari sesuatu yang tidak ada.

Nah, saatnya Anda memilih mau memakai kacamata kuda atau tidak.

Silakan memilih.

2 thoughts on “Blogger dan Kacamata Kuda”

  1. saya ingin gunakan kacamata penyelam bawah lau saja Pak…biar bisa lihat keindahan tanpa harus membuat mata jadi perih terkena air.

    tapi ada loh kuda yang tidak pakai kacamata Pak…itu loh kuda lumpinggg… 🙂

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply