Mengapa Saya Tidak Mau Fokus Pada SEO (Search Engine Optimization)

Boleh lah. Silakan. Tentu saja boleh. Mau dibilang tidak wajar, silakan. Bahkan mau dibilang gila sekalipun, juga bukan sebuah masalah. Itu hak masing-masing dan tentunya harus dihargai. Tetapi, saya tidak akan merubah pendirian untuk tidak fokus pada SEO atau Search Engine Optimization pada saat menulis untuk semua blog saya.

Bukan hal yang aneh untuk menerima cibiran karena mengatakan seperti itu. Pernah seorang blogger tutorial menyebut saya sebagai kakek-kakek cerewet karena menentang pendapatnya yang mengatakan bahwa tanpa SEO sebuah blog akan mati dan tidak akan didatangi pengunjung.

Yah, no problem. Kebetulan memang saya juga sudah tidak muda lagi. Mungkin dalam 10 tahun ke depan saya sudah akan menjadi seorang kakek. Doakan yah!

No problem.

Lagi pula, saya cukup paham karakter banyak blogger tutorial Indonesia, yang kalau tidak seperti tukang kecap, ya seperti orang mabuk SEO dan tidak bisa melihat sesuatu dengan jernih.

Jadi, sebagai orang yang lebih tua dan setidaknya sudah lebih banyak asam garam di dunia ini, wajarlah jika saya memaklumi darah muda para blogger. Saya juga pernah muda kok.

Meskipun demikian, bukan sekedar karena maklum pendirian tersebut tetap dipegang hingga saat ini. Ada cukup banyak hal yang melandasinya dan sudah diperhitungkan untung ruginya. Ditunjang oleh pengalaman ngeblog selama lebih dari dua tahun dimana data yang didapat menunjukkan bahwa SEO bukanlah segalanya dalam blogging atau ngeblog. Bahkan jika targetnya adalah ketenaran atau uang, SEO tetap saja bukan satu-satunya cara untuk menggapainya.

Jadi, saya tetap tidak mau fokus pada pemakaian berbagai teknik SEO pada semua blog saya.

Apa alasannya? Lanjutkan saja bacanya.

Sudah banyak yang berhasil tanpa SEO

Ini saja yang pertama.

Di dunia blogging, dalam dan luar negeri sudah terlalu banyak bukti bahwa tanpa SEO sekalipun sebuah blog atau website bisa berkembang dengan baik.

Menjadi terkenal dan meraup banyak uang.

Silakan cari sendiri yang mana saja. Terlalu banyak untuk disebutkan dan saya terlalu malas untuk mengulanginya. Sudah beberapa kali saya sebutkan beberapa nama blog di Indonesia yang tidak menggunakan SEO tetapi bisa menjulang namanya.

Dengan hal ini saja sebenarnya adagium bahwa sebuah blog tidak bisa hidup tanpa SEO adalah salah besar. Jargon-jargon ala internet marketer atau blogger tutorial hanyalah sebuah usaha untuk menarik pengunjung ke blog mereka.

Mirip dengan tukang kecap yang sedang menjual barang dagangannya sendiri. Mereka harus terus mengatakan barangnya adalah yang terbaik. Kalau memang perlu menjatuhkan lawannya mereka akan menjatuhkan.

Bukankah itu yang dilakukan mereka saat ini? Mereka mengatakan bahwa blog tidak akan laku tanpa memakai SEO. Jadi semua orang harus memakainya kalau mau sukses.

Dan, bukan kebetulan bahwa mereka menyediakan tulisan, artikel, atau jasa pembuatan SEO.

Kebetulan sekali, bukan begitu?

Sudah banyak yang tidak berhasil dengan SEO

Pada saat, blogger tutorial blogging mengatakan bahwa saya kakek-kakek cerewet, ada juga rasa penasaran di dalam hati. Betulkah SEO begitu hebatnya sehingga tanpa itu blog tidak akan hidup?

Yang saya lakukan saat itu hanya satu hal. Saya hanya menguji web yang dikelola yang mengatakannya dengan ALEXA.

Padahal saya juga tahu bahwa situs ini tidak terlalu bisa dipercaya karena perhitungannya yang tidak jelas. Tetapi, bukankah para blogger tutorial sangat senang dengan peringkat yang diberikan oleh anaknya Amazon.com ini?

Jadi, tidak ada salahnya juga mengetes dengan mainan yang mereka sukai sendiri.

Hasilnya, yah untung saja saya tidak terguling dari kursi saat melihat hasilnya.

Blognya berada pada peringkat hampir 2 jutaan. Sedangkan, blog Lovely Bogor yang tidak fokua pada SEO berada pada posisi 600 ribuan.

Orang bule kalau melihat ini akan memaki, tetapi saya tidak. Kata yang keluar dari mulut cuma “Duasaarrr”.

Ia bisa memaki orang dan mencerca orang bahkan memvonis kalau blog tanpa SEO akan musnah. Tetapi, kenyataannya sang “ahli” bin pakar SEO sendiri tidak mampu membuat blognya menjadi populer binti tenar.

Ooh, no.

Kasihan sekali mereka yang mempercayai tulisan-tulisan yang dibuatnya. Tulisan yang bahkan yang menulisnya tidak bisa melakukannya.

Mirip sekali dengan gaya tukang obat menarik pembeli. Tetapi, lebih mirip seperti orang mabuk SEO yang sepertinya tidak ingat dan paham tentang apa yang dikatakannya.

Ini yang ditemukan. Entah berapa lagi yang berkoar-koar tentang SEO tapi namanya tidak dikenal seperti Agus Mulyadi, blogger yang menulis tanpa mikir dimana meletakka  kata kunci.

Mereka gagal, tetapi mencoba memperlihatkan bahwa dirinya berhasil.

Kasihan sekali.

Saya jelas anti mainstream

Menjadi anti mainstream bukan sembarangan. Seseorang yang nerani melawan arus harus tahu betul kemana arah arus air. Kalau tidak, ia akan terseret arus.

Menentang arus utama para penggila SEO, jelas juga tidak bisa sembarangan. Kalau saya mengatakan sesuatu yang saya tidak pahami, maka jadilah saya sama mabuknya dengan para blogger mabuk SEO itu.

Sama sekali tidak.

Saya pernah mempraktekkan teknik-teknik SEO juga. Melakukan apa yang para blogger tutorial blogging sarankan.

Hasilnya, pengetahuan saya tentang tips dan trik SEO pun cukup lumayan. Untuk membuat sebuah tulisan nangkring di page one atau halaman satu Google pun, saya cukup mampu dan sudah membuktikannya sendiri.

SEO adalah sebuah teknik yang sangat berguna. Itu saya akui.

Tetapi, ada tetapinya. Bukan satu-satunya cara. Dunia tidak seluas celana kolor para blogger tutorial. Tidak sesempit kacamata kuda yang mereka pakai.

Pengalaman hidup selama puluhan tahun mengatakan, akan selalu ada cara lain diluar cara yang umum dilakukan. Kebetulan blog utama yang tidak pakai SEO pun bisa tumbuh subur. Bukti bahwa SEO bukan segalanya.

Ada cara lain.

Itulah mengapa saya memilih menentang mainstream kebanyakan blogger Indonesia yang percaya SEO sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan pengunjung.

Keinginan untuk juga membuka mata para blogger yang lebih muda kalau ada cara lain. Jangan cuma makan kecap no 1 saja. Ada kecap no 2 dan 3 yang sama-sama bisa membuat badan sehat.

Bukan karena saya tidak bisa, tapi karena saya tahu maka saya memilih jalur anti mainstream.

Ingin lebih banyak berbagi

Pernah lihat blog milik para blogger penggila SEO? Isinya sedikit. Tidak banyak.

Wajar.

Mereka lebih mirip internet marketer daripada blogger. Sesuatu harus dihitung untung ruginya dan efisiensinya. Mereka sedang berjual beli. Itulah alasan mengapa mereka selalu mengincar kata kunci yang memiliki banyak pencarian.

Kalau 100 artikel bisa mendatangkan 30 ribu orang perhari, mengapa saya harus membuat lebih banyak lagi. Saya sudah untung kok.

Ngapain capek2. Toh dengan tulisan segitu juga sudah untung besar karena klik iklan sudah banyak.

Kalau nanti harus keluar artikel lagi, harus juga mendapatkan hasil lebih banyak lagi. Berbagi juga harus tetap memberi keuntungan pada kita. Kalau tidak menguntungkan, untuk apa ngeblog dan menulis.

Tidak salah. Normal saja pandangan seperti itu.

Di zaman penuh dengan sistem kapitalisme dimana-mana tidak mengherankan kalau banyak blogger yang berpikir demikian.

Wajar saja.

Tetapi, mungkin saya yang tidak wajar. Bukan. Bukan saya tidak mau duit banyak lagi, jelas mau lah sebanyak-banyaknya.

Tetapi, saya bersyukur karena secara materi saya tidak kekurangan. Makan cukup, rumah ada, kendaraan ada, istri satu, anak juga satu. Cukup lah. Tidak kekurangan.

Jadi, uang bukanlah prioritas utama dalam blogging. Kesenangan adalah hal yang utama. Masalahnya, saya pernha menjadi guru, walau hanya di sebuah bimbingan belajar.

Hal paling menyenangkan adalah ketika seseorang bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan. Lebih menyenangkan lagi adalah ketika mereka berhasil dengan apa yang kita berikan.

Melihat wajah mereka yang mengerti dan memahami itu lebih dari sekedar recehan yang didapat dari adsense.

Pernah tahu rasa senangnya membaca komentar “Pak, kemarin saya pergi ke Bogor dan ke Kebun Raya sambil membawa tulisan bapak. Saya mengikuti jalur yang ditulis di dalamnya. Terima kasih ya pak!”.

O ya, saat itu saya merasa jadi orang paling terkenal di dunia. Padahal tidak ada duit yang diberikan, tetapi saya senang. Amat sangat.

Saya menjadi orang yang berguna.

Mungkin karena itulah saya lebih suka menulis lebih banyak dan mengabaikan SEO yang saya rasa merupakan penghambat dalam menulis.

Saya ingin berbagi lebih banyak lagi karena ternyata lebih menyenangkan dibandingkan mengejar-ngejar uang saja.

SEO itu menghambat

Rasanya saya bisa mendengar suara memaki-maki. Boleh saya duga berasal dari para blogger tutorial? Pastilah bantahannya adalah SEO sama sekali tidak menghambat dan seterusnya.

Wajar saja sih kalau mereka demikian. Saya seperti menganggu lapak orang lain.

Tetapi, dengan serius saya mengatakan kalau penggunaan teknik SEO itu menghambat, setidaknya bagi saya, dalam hal mengembangkan diri sebagai blogger dan juga penulis.

Aliran penulisan seringkali tersendat karena keinginan untuk meletakkan kata kunci dalam artikel menyembul dengan kuat. Setelah itu timbul keinginan agar tulisan tersebut masuk ke halaman pertama. Kalau tidak berhasil, timbul keinginan untuk mencari trik SEO lain yang “lebih ampuh”.

Hasilnya, justru hambatan mental pun lahir. Perhatian tidak lagi terfokus pada menghadirkan tulisan yang enak dibaca, tetapi lebih kepada berhasil tidaknya teori dan berapa banyak pembaca.

Itu saja.

Kalaupun sukses dan berhasil menjaring ribuan pembaca, yang keluar dari mulut adalah “Hei, pembaca menyukai tulisan saya”. Padahal belum tentu, mereka hadir ke blog karena tulisan kita berhasil menduduki peringkat pertama di halaman SERP saja. Bukan berarti mereka menyukai tulisan yang kita buat. Mesin yang menentukan keberadaan artikel Anda pada SERP dan bukan manusia.

Hambatan mental seperti ini justru merupakan hal yang berbahaya bagi seorang blogger. Kalau tidak kejatuhan mental, yang ada kesombongan karena penggemarnya banyak. Keberhasilan diukur dari angka dan bukan kepuasan pembaca.

Lucu ya.

Padahal tidak mengetahui reaksi dan kepuasan pembaca adalah kunci dari kehidupan seorang penulis. Mereka terus mempertanyakan sejauh apa keberhasilannya, sejauh apa bisa membahagiakan orang, sejauh mana bisa membuat pikiran orang terbuka.

Dengan begitu, penulis akan selalu mempunyai masalah yang memacu dirinya untuk menjadi lebih baik. Kepuasan tidak akan menghasilkan apa-apa selain zona nyaman yang susah ditembus keluar.

Itulah seharusnya seorang penulis dan bukan sekedar menghitung apakah tulisan bisa nongkrong di urutan pertama SERP saja.

Hambatan mental, hambatan dalam menulis, hambatan dalam pengembangan ide dan pemikiran. Semua itu besar kemungkinannya timbul dan lahir akibat memfokuskan diri pada SEO.

Contohnya : ya tadi itu. Seorang blogger mabuk SEO yang bahkan belum bisa menunjukkan taringnya saja, dengan lantang berani memastikan dunia tidak akan lebih lebar dari celana kolornya. Ia berani mencerca dan memvonis orang hanya karena berbeda pandangan dengan dirinya.

Luar biasa sekali pengaruh penggunaan SEO pada diri seseorang. Ketika ia memilih menutup pintu bagi kemungkinan lain bahkan sekedar karena ia merasa dirinya memahami. Bagaimana dia bisa berkembang menjadi penulis dan akhirnya manusia yang lebih baik?

Itulah alasan mengapa saya tidak mau fokus pada SEO dalam penulisan artikel.

Tidak masalah kalau Anda berpandangan lain. Bahkan kalaupun tetap berkeyakinan bahwa SEO adalah jalan satu-satunya untuk mencapai kesuksesan.

Itu hak Anda. Itu jalan yang Anda pilih.

Tetapi, jika Anda mengajarkan pada orang lain dan mengatakan itu sebagai jalan satu-satunya di dunia, yah ingat saja berarti Anda mengajak orang masuk dalam tempurung yang sama. Anda mau tetap berada dalam tempurung Anda silakan, mengajak orang lain untuk masuk ke dalamnya, adalah lain hal.

Indonesia sudah penuh dengan orang berpikiran bak katak dalam tempurung. Itulah yang membuat negara ini sulit maju, ketika kreatifitas dikekang oleh mereka-mereka yang berpikiran sempit. Indonesia butuh lebih banyak orang yang mau membuka dan mencoba berbagai kemungkinan dan bukan mereka yang terbiasa disuapi dan membebek saja.

Jadi, pikirkanlah sebelum Anda mengajak masuk ke tempurung yang sama. Tidak sulit kok. Tidak berarti Anda dilarang untuk mengemukakan keyakinan Anda betapa enaknya tinggal dalam tempurung, tetapi tambahkan saja dua tiga kalimat saja.

Kalimat-kalimat itu adalah : “Ini pendapat saya. Tetapi, jika Anda menemukan cara yang lebih cocok untuk Anda, silakan pakai. Coba dulu cara itu siapa tahu lebih baik dari yang saya ajarkan”

Itulah kalimat yang ingin saya sampaikan pada Anda sebagai penutup. Artikel ini bukanlah kebenaran dan hanya pandangan seorang blogger saja. Bisa salah, bisa benar. Saya sarankan teliti lagi dan bandingkan. Masih banyak kemungkinan lain di dunia ini yang bisa jadi lebih coco bagi Anda.

Selamat malam!

6 thoughts on “Mengapa Saya Tidak Mau Fokus Pada SEO (Search Engine Optimization)”

  1. Hahahahah,,,,,sebelumnya rata-rata setiap hari saya buka blog Maniak Menulis,,,dan Berharap ada Artikel Baru dengan pemikiran baru di dalamnya muncul….tapi ternyata sekarang ini cukup lama juga dan saya harus bersabar menunggu.
    Dan saat iseng – iseng buka lagi dan ternyata ada artikel terbaru……
    Saya tahu artikel ini untuk mempertajam sebuah sudut pandang dengan contoh yang diambil adalah Blog Lovely Bogor.
    Saya paham kalau ada celah unik dalam mengatasi sebuah persaingan Artikel, yaitu menulis artikel panjang padat informasi dan menarik serta jarang dibuat para blogger lainnya.
    Salah satu alasan mengapa saya tulis blog Lovely Bogor dan Maniak Menulis ini di Blog Saya adalah “ UNIK “.
    Yaitu blog Yang menempuh jalan yang berbeda dengan tujuan berbeda Pula, tapi memiliki hasil yang sama pula , yaitu Gajiaan dari Adsense.
    Sungguh jarang orang melakukan hal tersebut, dan wajar kalau Bpk di sebut dengan “ Kakek Jenius Sang Blogger Unik “.
    Dan jalan tersebut sangat jarang orang yang mengikutinya,padahal itu adalah Jalan Aman dan Mudah.
    Tapi Bius Kata “ SEO “ sulit untuk di Obati jika meraka jarang Mampir di Blog Lovely Bogor dan Maniak Menulis.
    Saya yakin Pak Anton yang sering disebut oleh orang lain sebagai “ kakek cerewet “ ini suatu saat akan membuat orang lain menjadi terkagum – kagum.

    Reply
  2. Salam, ap kabar supir bajaj?
    Saya jujur memaksimalkan kinerja template dan tag h1-h4 itu saja cukup menurut saya.
    Kalau urusan konten sy masih belajar menulis dengan bahasa yang mudah dimengerti.
    Heemmm sekedar info saja. Iklan blog tulizmaniac tidak muncul saat di mode seluler. Menurut saya matikan saja versi seluler, karena template anda sudah mendukung versi mobile. Mantap
    Dtunggu artikel selanjutnya 👍 😉

    Reply
    • Salam juga Kang, baik-baik.. wah dapat kunjungan kehormatan nih.

      Hahaha.. makasih infonya. Justru saya sendiri ga pernah ngutak-ngatik template termasuk iklan. Dibiarkan saja kang, mau muncul mau nggak biarlah. Yang penting mayan keren untuk blognya wakakakak

      Reply
  3. bener banget pak. ajaibnya artikel ini juga nongkrong di halaman 1 google, padahal saya ngetik kata kunci "ngeblog tanpa SEO, kenapa tidak?" yang muncul malah "Mengapa Saya Tidak Mau Fokus Pada SEO (Search Engine Optimization) ". sakti dah.

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply