Filosofi Tukang Bangunan Bagi Blogger #1 : Kesabaran dan kehati-hatian

Pernah melihat seorang tukang bangunan atau tukang batu bekerja? Pastilah sudah. Iya tidak?

Mungkin sudah puluhan kali Anda melihatnya. Saya sudah berulangkali melihat dan emmperhatikan saat mereka melakukan kegiatannya.

Ada satu bagian yang sangat menarik memperhatikan mereka bekerja. Sesuatu yang mungkin seharusnya bisa mengilhami seorang blogger dalam menekuni “profesi” atau kegiatannya.

Memang jelas berbeda. Memasang batu bata didinding tentu tidak sama dengan menulis artikel yang biasa dilakukan seorang blogger. Meskipun demikian, ada banyak hal yang bisa ditiru dari seorang tukang bangunan dan kemudian diterapkan dalam kegiatan blogging.

Filosofi Tukang Bangunan : Pasang satu per satu

Pernah melihat mereka menyusun batu bata menjadi sebuah dinding.

Mereka menyusunnya satu per satu. Setiap selesai satu bata terpasang, mereka tidak langsung memasang bata berikutnya. Seorang tukang bangunan yang berpengalaman biasanya memperhatikan lagi bata yang baru saja dipasang tersebut.

Ia mengukur kembali apakah penempatannya sudah lurus atau belum. Kalau belum, tidak segan ia akan membongkarnya lagi untuk kemudian dipasang. Kalau sudah lurus, diketuk-ketuk untuk memastikan adonan semen sudah mengikat batu bata tersebut.

Ia menyadari bahwa sedikit saja kesalahan dalam pemasangan bata tersebut bisa berakibat kurang baik. Dinding bisa saja menjadi bengkok dan tidak lurus hanya karena ia salah memasang sebuah batu bata. Yang paling ia takuti kalau ternyata bata yang tersusun tidak terikat satu dengan yang lain yang bisa berakibat dinding menjadi tidak kokoh.

Kesalahan kecil bisa berakibat fatal bagi orang lain.

Sebuah sikap yang menunjukkan KESABARAN dan KEHATI-HATIAN

Sikap inilah yang seharusnya ditiru oleh seorang blogger.

Kesabaran dan kehati-hatian.

Kegiatan blogging sebenarnya tidak berbeda dengan kegiatan memasang batu bata yang dilakukan tukang bangunan.

Satu per satu.

Walaupun ada 3-4 tukang memasang bersaman, setiap orang akan menyusun bagiannya satu per satu. Caranya pun sama. Pasang satu, lihat, pastikan.

Begitu juga yang seharusnya dilakukan blogger dengan blognya.

Seorang blogger harus secara perlahan dan hati-hati memasukkan artikel ke dalam blognya sehingga membentuk sebuah personal branding, rumah yang nyaman bagi pembacanya. Sebuah tulisan yang bermakna dan memungkinkan pembaca bisa mengambil manfaat darinya.

Bukan hanya sekedar menulis.

Manfaat bisa diartikan pada banyak hal dan bukan hanya sekedar informasi. Manfaat itu bisa berupa kepuasan, kesenangan, kegembiraan, atau jalan keluar dari berbagai hal yang dicarinya.

Untuk itu diperlukan kesabaran yang sama dari seorang blogger untuk membuat tulisannya. Tidak bisa sembrono karena ada kemungkinan, sebuah kesalahan dalam membuat tulisan bisa berakibat hal yang kurang mengenakkan bagi pembacanya.

Sebagai contoh :

Cara ampuh menghilangkan jerawat dengan ketimun

Memang sepertinya kita memberikan informasi dan sudah pasti hal ini akan dicari oleh ribuan orang berjerawat. Kalau memang benar ketimun dapat menghilangkan jerawat, jelas akan sangat membantu mereka.

Meskipun demikian, apakah benar ketimun dapat menghilangkan jerawat? Jerawat bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari muka kotor, gangguan hormonal, dan masih banyak kemungkinan lainnya. Lalu, apakah memang ketimun dapat menghilangkan semua jenis jerawat?

Apakah memang sudah teruji secara klinis dan medis tentang hal itu? Bagaimana kalau ada yang alergi terhadap ketimun? Apakah ada efek sampingnya?

Coba bayangkan lagi sebuah tulisan bertajuk

Resiko Alzheimer meningkat kalau terlalu banyak makan junk food?

Betulkah demikian? Apakah sudah terbukti? Penelitian siapa dan datanya apakah dijabarkan? Junk food itu seeprti apa?

Beberapa waktu yang lalu saya membaca tulisan berjudul ini di sebuah blog yang sudah terkenal dan rasanya ngenes sekali membacanya. Dalam tulisan tersebut disebutkan bahwa Junk Food itu adalah makanan seperti burger, French Fries atau Kentang Goreng), Fried Chicken.

Ini versi junk food yang disebut sebagai contoh dalam tulisannya.

Padahal itu adalah jnk food versi orang Barat. Disana memang makanan-makanan itu “dibandingkan” dengan makanan rumahan memiliki kandungan lemak, kolesterol, garam yang tinggi. Dianggap bernutrisi rendah dibandingkan dengan makanan sehari-hari yang dimakan orang disana.

Hanya ketika hal itu diajukan ke dalam masyarakat Indonesia, tentunya tidak tepat sekali. Makanan Indonesia justru banyak yang mengandung lemak lebih dari makanan yang dijadikan contoh itu.

Contohnya, soto jeroan, sate padang, ikan asin, mie bakso ayam, dan masih banyak lagi, kalau diteliti akan mengandung lemak, garam, MSG yang jauh lebih banyak dibandingkan Burger ala Burger King atau Mac D.

Cara memprosesnya pun jauh lebih higienis French Fries di Mac D atau Kentucky Fried Chicken dibandingkan sayuran yang biasa dimakan di warteg atau tempat kita biasa makan.

Dari sini terlihat ada ketidak hati-hatian dari seorang blogger dalam mencerna informasi dan memahami adanya perbedaan budaya. Penelitian dilakukan di luar negeri kemudian langsung diterjemahkan ke Indonesia yang budayanya sangat berbeda.

Padahal tidak bisa demikian.

Memang bisa dimengerti kalau cara termudah membuat artikel adalah mencari informasi dari artikel di luar negeri dan kemudian diterjemahkan atau ditulis ulang dengan gaya sendiri. Cepat, mudah, dan hanya membutuhkan sedikit pemikiran.

Hal itu tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang blogger. Meskipun blogger bebas mengungkapkan pikiran, tetap mereka harus memberikan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Blogger tetap harus berpikir tentang efek dari apa yang ditulisnya dan bukan sekedar mementingkan datangnya pembaca.

Bagaimana kemudian kalau pihak Kentucky Fried Chicken merasa dijelekkan? Bagaimana kalau tidak ada yang mau membeli burger karena takut kena Alzheimer? Bagaimana kalau penderita alergi ketimun mencoba menggunakan ketimun utnuk menghilangkan jerawat di wajahnya?

Bukankah hal tersebut bisa berakibat buruk bari mereka.

Itulah mengapa menggunakan filosofi tukang bangunan menjadi penting bagi seorang blogger. Disana ada unsur kesabaran, tidak terburu-buru yang bisa mengakibatkan hilangnya kehati-hatian yan gmungkin membawa dampak buruk bagi orang lain.

Satu per satu dan harus penuh kesabaran.

Memang, keinginan setiap blogger adalah cepat terkenal dan cepat menghasilkan uang, tetapi jangan lupa kalau hal tersebut harus dicapai tanpa menyebabkan adanya orang yang dirugikan karena membaca blog kita.

Oleh karena itu kawan, setelah menulis semua artikel, pastikan bahwa artikel itu sudah “lurus” dalam artian tidak akan menyebabkan kerugian bagi orang lain.

Dengan itu, justru orang lain akan merasa nyaman dan aman berada di blog kita. Tidak berbeda dengan meraka yang akan mendiami rumah yang dibangun oleh tukang bangunan tadi. Mereka akan tenang karena rumahnya dibuat oleh orang-orang yang memikirkan mereka juga.

itulah filosofi tukang bangunan part 1.

2 thoughts on “Filosofi Tukang Bangunan Bagi Blogger #1 : Kesabaran dan kehati-hatian”

  1. Kalau saya make filosofi bangunan tersebut buat ngecek typo dan penyusunan kata dong Pak.
    Jadi sebelum tayang, saya selalu perview dan baca ulang dengan keras, yang penempatan katanya aneh, saya ubah.

    Lalu besoknya tayang, saya baca ulang.
    Etdaaahhh, tetep juga ada yang salah wakakakakakak.

    Reply
    • Percayalah.. sama saja dengan saya.. hahahaha terus terang saya paling malas kalau harus mengecek dan mengedit seteliti seperti itu..

      Malessia.. tapi mau tidak mau kan, cuma karena biasanya sambil males malesan, hasilnya sama.. tetap saja ada yang kelewat..

      Reply

Leave a Comment