Apakah Artikel Tanpa SEO Sama Sekali Tidak Memiliki Peluang?

Pertanyaan tentang benar tidaknya artikel tanpa SEO sama sekali tidak memiliki peluang berulangkali muncul dalam benak saya sejak beberapa bulan yang lalu.

Masih teringat dalam satu postingan di komunitas Publisher Adsense di Google Plus, seorang mahaguru SEO berujar yang intinya :

“SEO itu sangat penting, bisa dikata merupakan jiwa dari sebuah blog. Tanpa SEO sebuah blog bisa menjadi kuburan, alias sepi pengunjung”

Petuahnya diamini oleh beberapa pakar lainnya.

Kesimpulan akhir, sebuah blog, yang tidak menerapkan tehnik SEO, berisi artikel tanpa SEO, tidak akan punya peluang untuk hidup. Dunia blogging adalah dunia SEO.

Tidak ada perdebatan panjang, hanya panas karena sang mahaguru mengeluarkan kata-kata menghina.

Titik.

Akhirnya, saya putuskan untuk meninggalkan komunitas tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa keputusan itu diambil dan bukan karena tidak bisa menerima pandangan orang lain. Pertimbangan tersebut justru keluar berdasarkan fakta dan hal-hal teknis, seperti :

1. Agus Mulyadi.web.id dan Mojok.co

Bingung kenapa dua nama blog ini dibawa kan?

Dua blog ini adalah dua blog yan-g sering saya datangi kalau ingin membaca sesuatu yang bisa buat tertawa atau tersenyum. Juga tempat pelarian di kala bosan melihat bagian dunia blog yang penuh dengan maha guru dan orang pintar.

Kedua blog ini hanyalah blog, yang satu personal, yang satu keroyokan.

Non SEO! Artikel-artikelnya non SEO.

Pengunjungnya, jangan ditanya. Kalau mau melihat seberapa populer kedua blog ini, silakan coba saja pakai Alexa, walau tidak terlalu akurat, tetapi bisa dilihat seberapa populer kedua blog ini.

Blognya membawa Agus Mulyadi melahirkan buku dan sering diundang sebagai pengisi acara.

2. Blog sendiri (www.bogormylovelytown.blogspot.com dan www.lovelybogor.com)

Yang pertama adalah blog paling pertama yang saya buat. Sama sekali non SEO baik dalam template ataupun artikelnya.

Maklum, baru pertama kali kenal dunia blog, tahunya hanya menulis dan tidak tahu tehnik sama sekali. Setidaknya selama 4 bulan.

Yang kedua, sudah lebih SEO dan memakai WordPress Self Hosted. Itu dilakukan karena waktu itu virus SEO juga menjangkiti saya, setidaknya untuk beberapa saat sebelum saya memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.

Ada beberapa kasus dimana, walau dengan bantuan Yoast SEO plug in, beberapa artikel di Lovely Bogor tidak bisa mengalahkan artikel tanpa SEO di Bogor My Lovely Town di peringkat SERP.

Beberapa yang lain walau tersusul, tetapi tetap berdampingan. Padahal non SEO.

Dari kedua hal tersebut, saya mengambil kesimpulan kalau :

Artikel tanpa SEO tetap memiliki peluang untuk dibaca dan blog non SEO tetap bisa sukses

Pasti itu.

Saya tidak ragu mengatakannya bahwa SEO bukan jiwa sebuah blog atau artikel. Sebuah blog bisa hidup dan menggapai sukses bahkan tanpa SEO.

Kalau belajar dari dua kasus di atas, ada dua hal juga yang bisa disarikan :



1. Kasus ini menunjukkan bahwa ada jalan lain untuk membuat sebuah blog muncul di permukaan. Menjadi terkenal.

Kalau membaca sekilas perjalanan keduanya, tehnik yang mereka lakukan adalah berdasarkan komunitas, mulut ke mulut atau blog ke blog. Ditunjang dengan isi tulisan yang menarik dan sering mengocok perut, hasilnya adalah pembaca yang loyal dan merasa terikat.

Artikel-artikel mereka selalu ditunggu oleh pembacanya, termasuk saya.

Masih mau contoh blog non SEO lainnya, silakan lihat Diana Rikasari Blog, Hot Chocolate and Mint. Boleh lah dites apakah ada unsur SEO disana.

Padahal fashion blogger ini sudah beberapa kali diliput televisi dan memiliki satu segmen acara di sebuah stasiun televisi.

Semua blog menggunakan artikel tanpa SEO!

2. Kasus kedua menunjukkan kalau artikel dibuat dengan pengetahuan dan passion yang kita miliki, secara tak sadar isinya menjadi sangat SEO.

Dalam beberapa artikel di Bogor My Lovely Town, judul tulisan dan isinya memang terkesan spesifik dan sempit. Bukan karena saya memakai SEO, tetapi karena memang begitu gaya menulis yang saya pakai.

Kasus kedua ini diperkuat dengan beberapa penemuan di SERP dimana artikel tentang travel, yang sama sekali Non SEO bisa muncul.

Padahal kalau menurut saja artikel itu dinilai para mahaguru SEO, bisa jadi akan masuk tong sampah dan divonis tidak akan ditemukan orang.

Isinya tidak memakai keyword, tidak ada keyword di paragraf pertama, keyword density sangat rendah, dan seterusnya.

Tetapi, kenyataan mereka tampil di halaman pencarian (hal 1 atau 2).

Dari Lovely Bogor sendiri, ada banyak artikel non SEO dan salah satunya “nangkring” di page one SERP untuk kata kunci dengan persaingan tinggi. Lucunya lagi bersanding dengan Wikipedia.

Coba saja ketik Kebun Raya Bogor di Google.

Lagi-lagi justru artikel non SEO. Hanya jumlah katanya mencapai lebih dari 5000 kata dan mengenai hal yang spesifik.

Kesimpulan saya dalam hal ini, dan menjadi patokan dalam perjalanan ngeblog saya, adalah :

BLOGGING BUKAN SEO

Ngeblog itu jauh lebih luas dibandingkan hanya tentang SEO. Juga SEO bukanlah jiwa blogging, jiwa blogging adalah menulis. Kalau ada yang mengatakan SEO adalah jiwa sebuah blog, mungkin dia sedang mabuk SEO.

Blog atau artikel tanpa SEO tetap memiliki peluang untuk dibaca oleh orang lain, baik secara disengaja, dengan promosi, atau tidak disengaja peluang itu tetap ada.

Ada banyak kemungkinan. Ada banyak opsi. Bukan hanya satu.

Menyempitkan blogging menjadi sekedar tentang SEO membuat saya berpikir bahwa yang mengatakannya mengenakan kacamata kuda. Mirip seorang penjual kecap yang karena terbiasa mengatakan produknya no 1 dan promosi kemana-mana tentang kecapnya, hingga akhirnya ia berkesimpulan kalau dunia itu seluas pabrik kecapnya saja.

Keputusan akhir saya untuk meninggalkan komunitas tersebut bertambah dengan satu hal lagi.

Rasa penasaran membuat saya menjelajah di dunia maya untuk menemukan “padepokan” sang mahaguru SEO tersebut dan beberapa pakar lainnya. Seseorang yang bisa mengatakan seperti itu tentunya harus sudah memiliki bukti sahih tak terbantahkan.

Karena mereka mengajarkan tentang pentingnya SEO mereka harus membuktikan bahwa blog mereka terkenal dengan pemakaian tehnik SEO mereka.

Tes sederhana memakai Alexa saja langsung membuat kening berkerut. Peringkat blog mereka ternyata jauh di bawah Lovely Bogor yang dibuat dengan metode campuran. Di kala itu Alexa ranking Lovely Bogor sudah 700.000-an, sedangkan blog sang mahaguru baru 1.5 jutaan.

Jangan bicara menyaingi ketenaran blog Agus Mulyadi atau Mojok.co.

Bagaimana bisa ia mengajarkan pada orang tentang tehnik SEO kalau ia mempopulerkan blognya saja tidak mampu?

Tidak kah pertanyaan itu timbul?

Jadi, kawan. Jangan galau kalau Anda tidak mengerti tentang apa itu SEO, tulis saja apa yang ingin Anda tulis. Jangan terlalu terpengaruh dengan omongan para mahaguru SEO bahwa blog tanpa SEO Anda tidak akan berjalan dan sukses.

Percayalah dunia tidak sesempit celana kolor mereka. Anda hanya perlu menemukan cara dan jalan Anda sendiri untuk itu.

Tetaplah menulis dengan atau tanpa SEO, karena blogging adalah tentang menulis dan SEO adalah sebagian kecil saja darinya. Bukan sebaliknya.

5 thoughts on “Apakah Artikel Tanpa SEO Sama Sekali Tidak Memiliki Peluang?”

  1. justru sebuah blog bila terlalu menerapkan seo, si pemilik blog pasti akan bosan sendiri, apalagi masih nubie. artikel anda benar sekali mas dan saya malah dpt pencerahan.

    Reply
  2. btul bang klo cuma terlalu sibuk dgn seo saja waktu…
    untuk ngeblok tidak efektif.. lebih baik menulis sesuatu yg kita kuasai dan berkualitas serta bermanfaat .

    Reply
  3. Pas banget, pernah nulis artikel review novel lama mungkin sekitar 500an kata, eh views banyak banget dan pas dicek nangkring di halaman pertama. Padahal ga pake seo seo an.

    Selanjutnya iseng belajar seo dan di terapin. Artikelnya sekitar 1000 kata lebih banyak kata kuncinya eh mlah seret pengunjung.

    Kesimpulan, seo itu bukan segalanya dan sekarang saya selalu menulis apapun yg saya mau saja dan tentunya tidak bernilai negatif.

    Reply

Leave a Reply to Anna Cancel reply