Tidak Ada Salahnya Menulis Tiap Hari

Seberapa sering Anda menulis? Saya menulis tiap hari. Terkadang hanya satu artikel, tetapi tidak jarang sampai 5-6 artikel tercipta dalam sehari.

Apakah semuanya dipublish?

Iya.

Tentu saja.

Setiap satu selesai satu tulisan selesai saya akan menekan tombol publish.

Tidak ada guna menyimpan sebuah tulisan yang sudah selesai sebagai draft saja. Lebih baik tulisan tersebut diberi kesempatan tampil di dunia dimana mereka seharusnya berada, blogosphere. Biarlah artikel tersebut dibaca, kalau ada yang mau.

Menulis setiap hari bukanlah sebuah kesalahan

Memang, saya menyadari bahwa ada banyak blogger penganut aliran “Menulis Tiap Hari Adalah Kesalahan”.

Mereka berpendapat bahwa penulis butuh waktu, selain untuk istirahat, juga untuk melakukan riset agar bisa menghasilkan tulisan berkualitas. Menulis tiap hari dianggap sebagai sebuah langkah yang justru bisa menyebabkan penurunan kualitas sebuah tulisan.

Begitulah sisi pandang mereka.

Tidak salah tetapi tidak benar juga.

Blogger atau penulis tetap manusia dan butuh istirahat. Tanpa istirahat memang konsentrasi akan bisa buyar dengan mudah. Berjam-jam di depan komputer atau layar monitor apapun bukanlah sebuah pekerjaan yang nyaman, belum ditambah dengan keharusan berpikir. Kesemuanya akan menjadi sesuatu yang bisa menurunkan kondisi fisik seseorang.

Ujungnya memang dengan kondisi yang tidak fit lagi, kualitas artikel memang bisa terpengaruh. Bayangkan saja mata yang sudah lelah, tangan yang sudah kaku karena kebanyakan mengetuk tuts keyboard, dan otak yang sudah ingin istirahat, sulit terbayangkan melakukan koordinasi antara semua anggota tubuh untuk menghasilkan artikel yang bagus.

Ini sebuah kenyataan. Dalam jenis pekerjaan manapun, faktor kelelahan sangat mungkin mempengaruhi hasil. Juga dalam dunia menulis.

Meskipun demikian, argumentasi lainnya bisa dikata absurd alias mengada-ada menurut saya. Apalagi hingga mengatakan menulis tiap hari adalah kesalahan. Saya pikir itu hanya mengungkapkan ego dari yang mengatakannya saja.

Sebuah arogansi penjual kecap yang selalu mengatakan kecapnya sebagai yang nomor satu.

Kalau mereka yakin kalau jalan tersebut yang terbaik menurut mereka, that’s not a problem. Silakan saja. Tetapi, mengatakan bahwa apa yang dilakukan orang lain mencerminkan kesempitan berpikir mereka.

Ada banyak alasan mengapa saya mengatakan itu.

Silakan dibaca yang di bawah ini dan apakah pandangan di bawah ini masuk akal atau tidak.

Mengapa menulis tiap hari bukan sebuah kesalahan

Dunia menulis adalah dunia yang demokratis

Sangat jelas itu.

Semua orang di blogosphere berhak melakukan apa yang mereka mau. Tidak ada keharusan untuk mengikuti orang lain diluar kemauan mereka.

Kalau mereka mau, silakan, tetapi tidak ada yang bisa disalahkan kalau ia mau memilih jalannya sendiri.

Sebenarnya tidak ada istilah pemula, newbie, senior dan berbagai kategori lainnya. Semua memiliki hal yang sama.

Tidak ada yang namanya blogger pemimpin, blogger anak buah, atau jenis blogger lainnya. Seseorang tidak harus mengikuti apa yang dikatakan blogger lainnya, meski blogger tersebut sudah berpuluh tahun menjalani profesi ini.

Mengatakan menulis tiap hari adalah sebuah kesalahan menunjukkan bahwa sang penulis menganggap bahwa dirinya berada di atas yang lain. Lebih pintar dan lebih tahu, serta lebih sukses.

Sesuatu yang menunjukkan sikap feodal dan sangat tidak demokratis.

Tidak ada peraturan yang melarang

Salah atau benar hanya bisa ditentukan kalau ada aturan.

Tidak mungkin penentuan dilakukan tanpa tolok ukur yang jelas dan pasti.

Dengan tidak adanya hirarki dalam dunia blogger, maka otomatis tidak ada aturan tentang bagaimana harus dan dengan cara apa harus menulis. Kecuali aturan tentang copy-paste alias plagiarisme, maka dalam dunia tulis menulis, bisa dikata tidak ada aturan lainnya.

Oleh karena itu sangat membingungkan kalau ada yang mengatakan menulis setiap hari adalah kesalahan. Tolok ukur apa yang dipergunakan dalam hal ini.

Tentu saja, semua orang berpendapat. Itu juga termasuk wilayah kebebasan yang diberikan, tetapi mengeluarkan pernyataan bahwa orang lain salah adalah sesuatu yang menunjukkan arogansi.

Kemampuan setiap orang beda

Bukan kah demikian adanya?

Setiap orang itu tidak sama dan pasti berbeda. Bahkan, sepasang kembar identik sekalipun akan tetap memiliki perbedaan. Sama sekali tidak ada yang sama.

Kalau mengatakan bahwa kualitas artikel akan menurun kalau menulis tiap hari, yang mengeluarkan statement bisa dikata mengabaikan fakta tak terbantah ini.

Ada orang yang mampu begadang dan tetap berkonsentrasi terus, ada juga yang tidak bisa. Ada yang pengalamannya sudah segudang dalam dunia menulis dan bisa dengan mudah menghasilkan 5-6 tulisan dalam sehari, tetapi ada juga yang menghasilkan satu artikel saja butuh 10 jam.

Tidak sama.

Kalau yang mengatakan menulis tiap hari adalah sebuah kesalahan, ia menyamaratakan semua orang dengan kemampuannya sendiri. Mungkin, ia memang tidak mampu melakukan itu, tetapi tidak berarti semua orang sama tidak mampunya dengan dirinya.

Tidak bisa disamaratakan.

Kita tidak bisa belum tentu orang lain juga tidak bisa.

Melakukan riset tidak perlu waktu lama

Alasan bahwa waktu antara keluarnya setiap tulisan bisa dipergunakan untuk melakukan riset menghadirkan kebingungan sendiri.

Seorang blogger biasanya melakukannya berdasarkan passion atau gairah terhadap sesuatu yang disukainya. Biasanya mereka akan menulis tentang dunia yang mereka geluti.

Kalau yang menyukai memasak akan menulis tentang resep dan cara memasak. Kalau yang menyukai otomotif akan berbicara tentang dimana membeli spare part yang murah, melakukan modifikasi kendaraan, atau cara mengemudi yang benar.

Pengetahuan itu sudah ada di dalam otaknya karena mereka sudah pernah melakukannya.

Tidak dinafikan, kalau diperlukan data tambahan, tetapi dengan mesin pencari google dan jutaan tulisan tentang berbagai hal, semua itu bisa dilakukan dengan cara yang mudah dan singkat.

Mengatakan bahwa melakukan riset memerlukan waktu panjang, kecuali Anda berbicara tentang sains, sebenarnya terlalu membesar-besarkan.

Tidak diperlukan waktu lama untuk melakukan sedikit pencarian data, riset dan penelitian sebelum menulis.

Kecuali, sekali lagi, memang yang mengeluarkan pernyataan itu tidak mampu melakukannya dengan cepat. Walau kembali lagi ke salah satu poin di atas, tidak seharusnya disamaratakan

Menulis itu sebuah kesenangan

Banyak sekali orang yang menulis tiap hari bukan dengan tujuan menarik pembaca. Tidak terhitung jumlah mereka yang melakukan karena mereka menikmati proses menulisnya sendiri.

Mau ada yang baca atau tidak adalah lain hal.

Menulis bisa menjadi sebuah hobi dimana seseorang mencari kegembiraan, kebebasan, dan kesenangan. Tidak berbeda dengan para hobbyist tanaman hias, otomotif, fotografi, dan jutaan jenis hobi lainnya, mereka ingin selalu merasakan kesenangan tersebut.

Kalau penggemar ikan hias akan senang sekali mengotak atik akuariumnya, maka seorang yang menggemari menulis, akan sangat menyukai saat mereka berada di depan layar komputer dan mengtukkan jari di keyboard.

Disitulah hadir kenikmatan dan kegembiraan yang mereka inginkan.

Tidak ada yang salah, kecuali melanggar hukum dan norma yang ada, dengan mencari kesenangan. Kalau seseorang sangat menyukai menulis sehingga ia merasa perlu menulis tiap hari, lalu dimana salahnya?

Menulis tiap hari ada manfaatnya

Saya cukup menyadari apa yang dikatakan tentang efek negatif tentang menulis tiap hari, seperti tidak memberi waktu untuk berinteraksi dengan pembaca, kemudian kualitas tulisan diragukan, tidak memberi waktu pembaca mencerna, dan sebagainya.

Tidak berarti tidak mungkin terjadi.

Bisa saja.

Tetapi, menulis tiap hari sendiri memiliki banyak sisi baik yang bahkan melebihi “keburukan” dari yang disebut banyak orang.

Coba silakan renungkan sendiri yang di bawah ini.

1) Kemampuan menulis meningkat

Practice makes perfect. Latihan akan meningkatkan kemampuan. Para atlit akan terus berlatih setiap hari untuk mengasah diri dan mendapatkan kemampuan yang lebih baik.

Begitu pula para penulis atau blogger, dengan menulis tiap hari, kemampuannya dalam mengolah kata akan semakin terasah.

2) Mengundang pembaca

Pembaca “biasanya” (tidak semua yah) menyukai sebuah blog yang memiliki banyak artikel. Semakin banyak semakin baik karena mereka akan memiliki banyak pilihan.

Dengan menulis dan mempublish artikel setiap hari, maka ada keuntungan dalam hal ini. Blog itu akan memiliki banyak koleksi artikel yang bisa dipilih oleh pembaca.

3) Kesempatan bereksperimen gaya menulis

Dengan menulis tiap hari, seorang blogger bisa mencoba melakukan berbagai eksperimen untuk menggunakan kata-kata baru, kalimat-kalimat baru, pendeknya gaya menulis yang baru.

Hal ini dapat membantu untuk menghindarkan kebosanan karena gaya menulis yang statis dan itu itu saja.

Nah, kalau melihat hal-hal seperti ini, dari berbagai sisi, rasanya terlihat jelas bahwa menulis tiap hari bukanlah sebuah kesalahan. Sama sekali bukan.

Kalaupun memang ada dampak negatif (ingat ya sesuatu itu tidak semua positif, pasti ada sisi negatifnya juga), hal itu terlebihi dengan berbagai manfaatnya. Tetapi, meskipun demikian, pilihan akhir apakah mau menulis tiap hari, atau seminggu sekali , atau sebulan sekali tetaplah hak Anda, penulis atau blogger untuk memilihnya.

Tidak ada seorang pun yang bisa merebut hak itu dari Anda. Bahkan, sebenarnya menyalahkan sesuatu yang tidak ada aturannya sendiri adalah sebuah kesalahan tersendiri.

Selamat menulis kawan.

2 thoughts on “Tidak Ada Salahnya Menulis Tiap Hari”

  1. Dulu, waktu awal ngeblog saya menulis setiap hari, dan mempublish semuanya. Sekarang saya masih berusaha menulis setiap hari, tapi tidak mempublish semuanya. Karena yang saya tulis adalah diary yang saya alami sehari-hari.

    Dulu sih pede aja pas dibaca orang. Tapi pas ada rekan kerja yang baca, malu juga rasanya. Masalah antri mandi pun sampai di tulis di blog. Kenyataannya sebagai manusia, ada hal yang tidak perlu kita ceritakan ke pada orang lain.

    Tapi jika yang ditulis berupa ide atau pendapat, maupun pengalaman harian yang tidak terlalu pribadi, biasanya tetap dipublish.

    Reply
  2. Pernahkah Nisa membayangkan bahwa cerita mandi yang ditulis itu sebenarnya bisa membuat orang tersenyum, ketawa, lucu, dan sebagainya?

    Agus MUlyadi membuat sebuah tulisan tentang sandal jepitnya sehingga membuat saya tertawa ngakak dan merasa bahagia.

    Mungkinkah tulisan Nisa membuat rekanmu merasa hal yang sama.

    Kecuali kalau memang benar-benar diary yah dan hanya sekedar curhatan yang tidak ingin diketahui orang lain. Kalau begitu sebaiknya jangan pernah ditulis di blog, karena blog sebenarnya bukan buku diary

    Reply

Leave a Reply to Khairunnisa Ast Cancel reply