Perlukah Memikirkan SEO ?

Pertanyaan sejuta dollar. Memang, kalau pertanyaan “Perlukah memikirkan SEO saat menulis?” diajukan dalam sebuah forum penuh blogger, responnnya bisa mirip dengan suasana Perang Dunia Ke-20. Sumpah!

Ini salah satu pertanyaan klasik yang tidak akan kunjung usai diperdebatkan dalam dunia blogging. Kalau pada akhirnya selesai, itu bukan karena sudah ditemukan titik temu, tetapi mungkin saat itu dunia blog sudah punah.

Sungguh. Saya berpikir demikian. Perdebatan soal SEO itu akan tetap mengiringi kehidupan para blogger. Entah sisi mana yang seorang blogger akan pilih, mereka tidak akan segan untuk ikut turun dalam pertikaian masalah yang satu ini.

Ini terjadi bukan hanya di kalangan blogger Indonesia saja, tetapi juga di blogosphere (nama keren dunia blogger) luar negeri. Diskusi dan pembahasan tentang yang satu ini akan menyedot perhatian banyak sekali orang, blogger tentunya.

Mengapa SEO terus menerus menjadi topik yang terus dibahas para blogger?

Sederhana saja. SEO atau Search Engine Optimization atau dalam bahasa Indonesia Optimasi Mesin Pencari adalah sebuah cara GRATIS untuk mendatangkan pengunjung ke sebuah blog atau website.

Dengan memanfaatkan berbagai trik dan tehnik SEO, sebuah tulisan bisa menjadi magnet untuk menarik orang untuk membaca artikel yang dioptimasi.

Tentu saja, sesuatu yang gratis akan sangat menarik untuk dipelajari karena memungkinkan hukum ekonomi berlaku.

“Biaya sesedikit mungkin untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya.”

Siapa yang tidak mau mendapatkannya. Apalagi di zaman dimana kehidupan dilandasi dengan prinsip kapitalisme yang bersumber pada hukum ekonomi tersebut.

Jadi, SEO akan terus menjadi topik yang tak lekang waktu dalam dunia blogger. Baik blogger yang sudah bangkotan, senior nan matang, hingga yang pemula, mereka akan terus mencari, meneliti, membahas dan berdebat tentang cara mengoptimasi mesin pencari.

Menguntungkan banget sih.

Bahkan, banyak sekali blogger yang berpendapat bahwa SEO adalah satu-satunya cara agar sebuah blog atau website bisa hidup. Kalau tidak memakai tehnik optimasi, sebuah blog tidak akan bisa hidup. Itu kata mereka yang mendewakannya.

Mengapa perdebatan tentang SEO terus terjadi?

Nah, justru pandangan itulah yang menjadi inti dari perdebatan panjang tak kunjung usai.

Tidak semua blogger di Indonesia, dan dunia, berpandangan seperti itu.

Banyak , jumlahya bisa dikata hampir seimbang dengan yang mendukung, tidak sependapat dengan itu. Mereka kontra terhadap pandangan pertama.

Pihak yang kontra SEO, berpandangan bahwa banyak cara lain untuk membuat blog tetap hidup. SEO bagi mereka bukanlah satu-satunya jalan yang harus dilakukan untuk membuat sebuah blog tetap berkelanjutan dan bahkan menjadi terkenal.

Ada banyak jalan menuju ke Roma, begitu kata pihak yang kontra.

Pandangan ini bukan dibuat sembarangan oleh blogger pemula dan baru menulis 1-2 artikel saja. Blogger berpengalaman dan terkenal pun tidak jarang yang mendukung pendapat ini.

SEO itu menjebak. Itu salah satu ungkapannya.

Jadi, pertandingan tentang seberapa pentingnya pemakaian tehnik-tehnik SEO ketika menulis sebuah artikel untuk blog sepertinya akan terus berlangsung.

Sepertinya selama masih ada mesin pencari Google, Bing, atau Yahoo, maka adu panco antara pihak yang pro dan kontra SEO susah menemukan garis finishnya.

Perlukah memikirkan SEO ?

Pertanyaan ini timbul biasanya pada blogger pemula atau yang baru memulai perjalanan ngeblognya.

Siapa sih yang tidak mau kedatangan ribuan pengunjung hanya dengan memakai tehnik SEO. Tidak capek. Tidak mengeluarkan uang. Tidak akan ada orang yang menolak tentunya.

Daya tariknya sangat besar bagi seorang blogger. Sangat besar.

Saya pun pernah mengalami dilema seperti ini.

Pakai atau tidak.

Kalau mencari lewat mesin pencari Google, yang paling banyak dipakai, maka tentu saja, godaan untuk memakai SEO akan semakin besar. Berbagai pembahasan mengenai keunggulan SEO akan tampil sejak halaman pertama Hasil Pencarian atau dikenal dengan SERP (Search Engine Result Page) hingga entah halaman ke berapa ratus.

Otomatis karena kebanyakan yang membahas tentang manfaat SEO akan memanfaatkan kekuatannya untuk membuat artikel mereka hadir paling depan.

Jangan harap ada artikel dari mereka yang kontra pemakaian SEO ada diantaranya. (Bagaimana bisa hadir di mesin pencari, kalau mereka tidak memakai tehniknya? Iya kan?)

Itulah yang membuat semakin banyak blogger pemula lebih suka menekuni dan mendalami SEO dan tentunya memakai tehniknya dalam pembuatan artikel.

Jadi, yang pro SEO menunjukkan taringnya dalam hal ini. Kawasan yang mereka kuasai.

Bagaimana dengan yang memutuskan tidak memakai SEO? Apakah blog mereka tidak bisa bertahan dan mati?

Not really.

Ternyata banyak sekali blog yang sama sekali tidak melakukan optimasi mesin pencari tetap eksis dan bahkan jauh lebih terkenal dibandingkan mereka yang memakainya.

Sebut saja nama Diana Rikasari dengan Hot Chocolate and Mint-nya. Ia terkenal bukan hanya di dunia maya, keberhasilannya sebagai seorang fashion blogger justru membuatnya menjadi salah satu ikon dunia fashion blogger.

Kalau masih kurang, ada Raditya Dika, komedian, penulis buku dan juga blogger. Walau blognya sudah tidak pernah diisi, nama salah satu juri acara “stand up comedy” ini terus melambung.

Bila belum terasa cukup, cari saja nama Agus Mulyadi lewat mesin pencari. Pemuda Jawa ini terkenal dengan gaya menulisnya yang kocak, penuh kejutan dan bisa membuat terpingkal-pingkal membaca artikelnya.

Kedua kubu menunjukkan hasil yang sama dalam hal kesuksesan yang diraih. Masing-masing pihak memiliki jagoan mereka.

Tambah mumet kan?

Jadi, mana yang harus dipilih?

Sebenarnya mudah saja.

Perhatikan karakter dan minat Anda! Kenali diri Anda sendiri!

Itu kuncinya.

Tidak semua orang akan suka memikirkan SEO pada saat menulis. Keharusan menempatkan kata-kata kunci di dalam sebuah artikel akan bisa menimbulkan tekanan sendiri bagi seorang blogger. Kewajiban menghitung kepadatan kata-kata tersebut, meskipun kalau sudah memakai WordPress Self hosted ada plug in yang bisa membantu, tetap saja tidak menyenangkan.

Tulisan terkadang menjadi kaku karena kita harus memikirkan yang namanya keyword atau kata kunci.

Banyak blogger pemula yang akhirnya menghasilkan tulisan yang tidak enak dibaca karena memaksakan memasukan keyword dalam sebuah kalimat. Tidak nyaman dibaca. Meskipun demikian, bagi yang sudah berpengalaman hal ini bisa diatasi dengan mudah.

Tetapi tetap saja, tidak nyaman saat menulisnya.

Itu yang saya rasakan kalau menggunakan teknik optimasi ini.

Keinginan untuk membuat tulisan hadir di halaman pertama SERP seperti menjadi belenggu tersendiri bagi seorang penulis. Ruwet dan tidak bebas walau sudah dibantu dengan plug in.

Terkadang alur kalimat dan paragraf yang sudah enak dibaca, karena keinginan untuk menjadi SEO friendly istilahnya, beberapa kalimat harus diganti agar mengandung kata kunci.

Kacau balau.

Meskipun demikian, memang ada hasilnya. Setelah tulisan dipublish artikel tersebut akan menggiring masuk pembaca ke blog. Pintu masuk.

Cara menemukan jawaban terhadap pertanyaan di atas adalah kita harus memilih antara sisi komersial (SEO) atau sisi idealis (tanpa SEO).

Kalau sisi komersial dengan target mendatangkan pengunjung, maka SEO adalah yang terbaik karena sangat efisien dalam menggiring pembaca dengan usaha yang sekecil mungkin. Efisien.

Dengan melakukan setting sejak awal, setelah itu Anda tinggal menunggu datangnya pembaca. Tidak diragukan.

Sebaliknya,  kalau jalan non SEO yang dipilih, maka Anda bebas menulis sesuai kemauan, tetapi untuk mendatangkan pengunjung yang banyak, usaha lebih keras harus dilakukan setelah artikel dipublikasikan. Promosi rutin dan kontinyu menjadi kuncinya.

Oleh karena itu pengenalan diri Anda akan menjadi kunci.

Kalau Anda ingin bebas menulis dan melakukan yang Anda mau, tidak perlu repot memakai tehnik SEO. tulis saja yang Anda mau. Hanya, jangan lupa belajar cara mempromosikan blog atau artikel agar blog tidak sepi pengunjung.

Kalau tidak mau terlalu repot wara-wiri menyebar link atau blogwalking , penggunaan SEO saat menulis artikel merupakan pilihan terbaik. Capek di muka, bisa menikmati hasil kemudian.

Jangan pikirkan tentang kesuksesan. Jalan manapun yang dipilih, peluangnya sama saja, fifty-fifty. Contoh-contoh di atas membuktikan keduanya memungkinkan tentang hal itu.

Sayangnya.

Untuk mengetahui yang mana yang terbaik untuk kita, seringkali kita harus merasakan secara langsung. Mau tidak mau kita akan mengalami Sindrom Rumput Tetangga Lebih Hijau. Masalahnya cukup lama juga untuk pada akhirnya menemukan yang terbaik (bagi diri kita)

Artinya, Anda harus mengalami sebuah proses. Pada awalnya mungkin Anda memilih menulis tanpa menggunakan SEO, tetapi Anda kemudian akan terkesima membaca tulisan-tulisan bergaya bebas dan menarik dari yang pro Non SEO. Anda akan tergoda untuk mencobanya.

Begitu juga sebaliknya, yang Kontra SEO akan tergiur melihat jumlah pembaca artikel-artikel yang SEO friendly yang biasanya sangat besar. Belum lagi, sang blogger, tidak perlu repot-repot bersosialisasi dan promosi di berbagai komunitas dalam usaha mencari pembaca.

Masing-masing akan mengalami sindrom ini.

Tahap-tahap ini akan dialami oleh setiap blogger dan merupakan suatu yang wajar. Blogger tetap saja manusia dan punya keinginan.

Saya butuh hampir dua tahun untuk menemukan jalan yang menurut saya terbaik.

Saya memutuskan untuk terfokus pada menulis tanpa mengandalkan SEO. Bukan karena apa-apa, saya tidak menikmati merasa tertekan untuk menaruh keyword di sana atau di sini. Kemerdekaan dalam menulis lebih penting daripada banyak pembaca datang tetapi tidak nyaman dalam menulis.

Nah, mana yang Anda pilih, itu adalah terserah pada kebutuhan Anda. Jadi dengan pengenalan diri sendiri, Anda akan bisa menemukan yang paling cocok.

Jangan khawatir dengan kesuksesan. Selama Anda mau bekerja keras dan konsisten, kesuksesan itu akan datang suatu waktu. SEO atau Non SEO bukanlah kunci kesuksesan, kerja keras dan kerja cerdas Anda lah kuncinya.

2 thoughts on “Perlukah Memikirkan SEO ?”

  1. bener banget pak, gara-gara saya susah untuk memahami kaidah SEO, blog-blog saya jadi terbengkalai. hamdallah di maniak menulis ini saya menemukan sudut pandang baru tentang dunia blogging.

    Reply

Leave a Comment