Menyempitkan Ide, Membuat Artikel Menjadi Fokus

Menyempitkan ide – Pernahkah Anda membuat skripsi? Tahukah mengapa dosen pembimbing biasanya akan meminta Anda terlebih dahulu untuk mengajukan sebuah judul?

Tidak jarang untuk mendapatkan persetujuan sang dosen, kita memerlukan waktu cukup lama. Sang dosen biasanya akan terus menerus mencoret judul yang kita ajukan. Bukan hanya sekali, tetapi bisa sampai 5-6 kali.

Sampai ia merasa puas, barulah ia mau meneruskan pembuatan skripsi ke bagian isi.

Sebelum judul disetujui, maka tidak akan pernah ada isinya.

Banyak mahasiswa merasa kesal dan sebal pada dosen pembimbing karena judul yang diajukan selalu gagal mendapat persetujuan sang dosen. Tidak jarang akhirnya beberapa mahasiswa memilih mengganti dosen pembimbing saking susahnya.

Menyebalkan. Bikin bete. Sudah capek-capek mikir  ditolak terus. Seperti tidak dihargai.

Memang sih, sangat bete kalau mengalami hal seperti itu. Saya pun pernah merasakannya.

Tetapi, pada akhirnya saya menemukan mengapa sang dosen begitu keras dalam hal judul ini. Sesuatu yang justru saya mengerti setelah judul skripsi saya disetujui dan bagian isi mulai dikerjakan.

Anda tahu kenapa?

Silakan baca paragraf-paragraf selanjutnya.

Tujuan Menyempitkan Ide Tulisan

Kita coba lakukan sebuah percobaan kecil dengan memakai ide umum yang semua orang sudah pasti tahu,

“MAKAN BAKSO”

Buatlah sebuah judul dengan ide ini.

Apakah akan banyak pembacanya? Makan bakso adalah kegiatan yang dilakukan jutaan orang setiap harinya, pasar pembacanya sangat luas.

Tetapi,

Kemungkinan besar, tidak akan ada yang membaca.

Heran?

Alasannya adalah seperti di bawah ini

1) Tulisan tidak akan pernah jadi dan diterbitkan

Dalam ide makan bakso, yang terlihat sangat sederhana terdapat banyak sekali hal yang harus diuraikan, seperti :

  • Bakso itu apa?
  • Sejarah bakso
  • Tempat makan bakso
  • Cara makan bakso
  • Rasa baksonya
  • Pelayanan tukang bakso
  • Bentuk baksonya
  • Kapan makan baksonya?
  • Keistimewaan bakso apa?

Banyak sekali bukan?

Bagaimana membuat sebuah tulisan dengan begitu banyak “ide turunan” yang harus dijabarkan satu demi satu? Bagaimana alur tulisan harus dibuat? Mana yang ingin ditekankan ?

Ya, kemungkinan besar adalah penulis akan berhenti di tengah jalan karena kebingungan membuat plot tulisan.

2) Tidak Menarik

“Makan bakso” adalah sesuatu yang umum. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Bentuk bakso pun umumnya sama, bulat.

Tidak istimewa. Tidak aneh. Tidak unik.

Lalu apa yang membuat seseorang merasa “harus” membaca sebuah tulisan, jika mereka sudah sering merasakannya.

Tidak ada pancingan dari penulis untuk menarik perhatian pembaca.

Bandingkan dengan yang berikut ini :

“Makan Bakso “Lapangan Tembak Senayan” di Hari Libur Bersama Pacar Itu Sesuatu Yang Menyenangkan”

Kira-kira apakah tulisan akan selesai dan bisa lebih menarik pembaca?

YA!

1) Penulis tidak akan kesulitan karena artikelnya akan bercerita tentang pengalamannya sendiri (bersama pacar tentunya) makan bakso bermerk Lapangan Tembak Senayan di hari libur.

Ia akan bercerita tentang perasaan senang (entah karena baksonya atau pacarnya) selama melakukan hal itu.

Spesifik dan sempit.

Tidak perlu berbicara tentang sejarah, tentang cara makan bakso dan lain-lain. Alur tulisan akan lebih mudah diarahkan.

2) Kesempatan dibaca pun akan lebih luas. Paling tidak orang-orang yang belum pernah makan Bakso Lapangan Tembak Senayan akan terpancing untuk ingin tahu seperti apa rasanya.

Itulah alasan mengapa para dosen pembimbing skripsi akan begitu ketat dalam menyetujui sebuah proposal judul  yang diajukan oleh mahasiswanya. Judul itu adalah langkah awal yang menentukan bagi apa isi skripsinya. Judul merupakan perwujudan ide apa yang ingin ditulis oleh sang mahasiswa.

Kalau judulnya terlalu lebar, hal tersebut akan menyulitkan sang mahasiswa sendiri. Isi skripsinya bisa ditebak akan melantur kesana kesini tidak tentu arah. Bukan karena mereka suka melihat mahasiswa yang dibimbingnya susah, bukan karena mereka tidak berperikemahasiswaan, tetapi dengan pengalamannya dalam dunia menulis, hal tersebut memang demi  kebaikan.

Menyempitkan Ide Tulisan Bagi Seorang Blogger/Penulis

 

Lalu apa manfaat menyempitkan ide bagi seorang blogger?

Sama saja.

Blogger adalah penulis. Bedanya hanya medianya saja.

Seorang blogger pun harus terus berusaha menulis artikel yang fokus agar bisa menarik dan tidak membingungkan pembaca.

Kalau ia gagal melakukan hal ini, blognya bisa sepi pengunjung. Sepi pengunjung akan menyulitkannya untuk memonetisasi atau mendapatkan penghasilan dari blognya.

Justru, seorang blogger harus bersikap lebih kritis dalam hal mencari ide atau topik tulisan bagi sebuah artikel.

Skripsi memiliki minimum 30 halaman, maksimumnya tidak 100-200 halaman. Dengan halaman sebanyak itu saja, tema atau topiknya harus dibuat sangat sempit. Bagaimana dengan artikel di blog yang berkisar antara 300-2000 kata?

Tentu harus lebih spesifik sekali.

Tidak bisa tidak.

5 Tips Untuk Menyempitkan Ide, Topik, Tema

Membuat sebuah tema atau ide atau topik yang sempit sebenarnya tidak terlalu rumit. Cukup dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.

1. Topik yang sempit biasanya panjang

Ini ciri topik yang sempit. Perhatikan saja judul skripsi, maka tidak akan ditemukan yang pendek. Judul skripsi sudah biasa terdiri dari 5-6 kata. Sering, bahkan terdiri dari 10-15 kata.

Hampir tidak ada judul skripsi yang hanya memiliki 2 kata tanpa embel-embel lainnya.

2. Tambahkan kata pada ide awal hingga akhirnya tidak mungkin lagi ada penambahan

Anggaplah kita memiliki sebuah topik “makan bakso”. Masih terlalu luas kan?

Coba kita tambahkan satu kata di depannya

Cara Makan Bakso

Masih terasa terlalu luas dan ambigu (tidak jelas), tambahkan lagi sebuah atau dua buah kata di belakang atau di depannya

Cara makan bakso memakai sumpit

Kalau masih kurang, tambahkan lagi kata

Cara makan bakso memakai sumpit dengan kaki

Tambahkan lagi sehingga ide atau topik tersebut lagi tidak memiliki kemungkinan lainnya. Yang pasti agar ide itu sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penulisnya.

3)  Jangan Serakah, penulis harus memilih salah satu

Jangan ingin memasukkan semua ide yang melintas di kepala ke dalam satu tulisan. Lebih baik memisahkannya ke dalam beberapa tulisan apabila terlalu luas.

Seperti contoh

  • Cara makan bakso memakai sumpit dengan kaki
  • Mengapa orang menyukai bakso Pak Kumis
  • Sejarah bakso si Yono

Dua topik ini bisa dikata hampir tidak berkaitan, meskipun sama-sama tentang bakso. Memasukkan keduanya ke dalam satu artikel akan membuat penulisnya kerepotan sendiri.

4) Dari satu ide asal buat berbagai kemungkinan ide terkait kata tersebut

Coba kita pakai kata lain “belajar mengemudi”. Kita coba kembangkan ke dalam beberapa sub ide/topik

Kemungkinannya

  • Belajar Mengemudi Traktor
  • Cara belajar mengemudi traktor yang baik dan benar
  • Dimana belajar mengemudi mobil yang murah 
  • Haruskah wanita belajar mengemudi mobil dari suaminya?

Dan seterusnya.

Buatlah semacam daftar sub topik hingga akhirnya, kita sebagai penulis bisa menemukan yang kita hendak sampaikan. Atau, sampai akhirnya kita memilih salah satu diantara yang sudah ada.

5) Berikan batasan waktu atau tempat

Memakai ide awal “belajar mengemudi” kita bisa tambahkan kata keterangan waktu atau keterangan tempat, seperti :

  • Cara belajar mengemudi traktor di malam hari
  • Cara belajar mengemudi traktor di jalan berlumpur
  • Cara belajar mengemudi mobil di saat hujan turun

Keterangan waktu atau tempat akan otomatis membuat sebuah topik atau ide (bahkan kalimat pun) terbatasi dengan sendirinya.

Nah, begitulah kira-kira kawan tentang mengapa dan bagaimana menyempitkan ide dalam penulisan sebuah artikel.

Tujuan awalnya agar mempermudah penulis sendiri dalam menulisnya sekaligus meningkatkan kemungkinan menarik pembaca.

Semoga bermanfaat.

1 thought on “Menyempitkan Ide, Membuat Artikel Menjadi Fokus”

Leave a Reply to Unknown Cancel reply