Mencatat ide – Ide, sesuatu yang tidak kasat mata, tidak tercium oleh hidung, dan tidak terdengar telinga.
Entah bentuknya seperti apa sebenarnya, tetapi kalau ia tidak nongol, banyak orang akan kelimpungan dan bete berat.
Salah satunya saya.
Sebagai seorang blogger, yang kegiatan utamanya menulis, ide adalah sesuatu yang teramat sangat penting.
Maaf kalau memakai tata bahasa yang tidak tepat dan berlebihan. Teramat sangat sebenarnya salah secara tata bahasa, tetapi menunjukkan betapa krusial alias pentingnya sang ide.
Ketidakhadirannya dapat membuat saya terbengong di depan layar komputer tanpa mengerjakan apapun selain browsing tak tentu arah. Mencari kemana perginya sang ide.
Masalahnya, ide sendiri termasuk spesies yang susah diatur. Ia datang dan pergi bak jalangkung, datang tak diundang pulang tak diantar. Seenak udelnya (semaunya sendiri) saja.
Kadang sedang berada di kereta yang penuh sesak, ia menampakkan diri. Kadang sedang merasakan sakit perut karena kebanyakan makan rujak, ia nongol di depan mata. Seringnya, sudah nongkrong di depan komputer, ia malah bermain petak umpet, tidak menampakkan batang hidungnya.
Susah ditangkap.
Oleh karena itu, sebagai blogger, penulis amatiran lah, mau tidak mau saya harus memakai trik khusus supaya para ide tidak berkeliaran seenaknya.
Supaya gerombolan ide itu tidak timbul tenggelam seperti kemauannya.
Mencatat Ide
Tidak perlu ilmu khusus atau pergi ke paranormal. Kalau Anda bisa membaca dan menulis, ilmu itu sudah cukup untuk menggiring ide supaya tidak lepas dan liar.
Caranya cukup dengan mencatat ide yang terlintas liar di kepala. Dengan menuliskannya, entah pada benda apapun, para ide akan mempunyai wujud nyata yang bisa terlihat oleh indra kita, yaitu mata.
Dengan begitu akan mudah bagi kita menemukannya kembali.
Catatlah semua ide yang muncul
Tidak perlu dibatasi. Para ide itu banyak ragam dan bentuknya. Juga tidak memiliki kategori yang jelas atau penggolongan yang rigid atau kaku.
Terkadang, meski kita menganggap sesuatu ide tidak penting dan tidak berhubungan, ia muncul sebagai di bagian paling penting dalam tulisan kita.
Hasilnya, kita sering kelimpungan untuk merubah alur sebuah artikel hanya untuk memberikan tempat bagi sang ide.
Oleh karena itu, apapun yang terlintas di kepala dan menurut “hati” kita merupakan sebuah ide yang cantik dan menarik, berikan wujud kepadanya.
Tulis. Catat.
Tidak perlu dipilah dulu. Yang terpenting sang ide sudah memiliki wujud dalam simbol-simbol bernama huruf. Se-absurd apapun ide tersebut, jangan lewatkan untuk dicatat.
Memilah dan mengkategorikan ide
Barulah setelah ide-ide tersebut terkumpul, maka cobalah muali memilah dan mengkategorikan.
Tidak semua ide berhubungan. Tidak semua ide kita butuhkan.
Pada tahap ini, seorang blogger atau penulis harus bisa menentukan, atau menjatuhkan vonis mana ide “tercantik” dan “terseksi” yang bisa dipupuk dan dilatih untuk menarik perhatian.
Tetapi, tahap pelatihan ide agar dapat menarik perhatian pembaca akan dibahas di tempat lain. Bukan disini.
Pisahkan para ide berdasarkan kategorinya. Terserah Anda untuk membuat kategori apa, sesuaikan dengan topik tulisan yang hendak dibuat.
Kalau ada topik yang “kurang seksi”, jangan langsung dibuang. Buatlah kategori “uncategorized”, siapa tahu suatu waktu nanti ia tumbuh menjqdi ide yang menawan.
Untuk yang sudah sexy, silakan diolah le ih lanjut. Yang masih mentah simpan dalam lemari penyimpanan.
Peralatan untuk mencatat ide
Tidak perlu diberitahukan sebenarnya, sudah sejak kecil kita diajarkan tentang peralatan menulis, tetapi tidak ada salahnya kalau disebutkan lagi.
Untuk mencatat ide, bisa dipergunakan beberapa alat ini
1) Kertas, pensil atau bolpen
Kalau bisa pakai kertas bekas saja supaya kita tetap ramah lingkungan. Kemudian dibuat menjadi notes.
Meskipun demikian, bila dirasa perlu dan ada uang berlebih, silakan beli buku khusus untuk mencatat ide.
2) Gadget (smartphone & hp)
Sepertinya, pemilik smartphone atau HP melebihi jumlah orang yang memiliki pensil atau HP. Coba saja pinjam pensil atau bolpen pada seseorang, belum tentu mereka memilikinya.
Tapi, kalau yang namanya gadget, hampir semua orang punya.
Perangkat ini memiliki satu jenis aplikasi yang selalu ada, yaitu NOTE. Sayangnya, termasuk aplikasi yang paling jarang digunakan.
Aplikasi ini tidak menarik seperti browser atau video player, tetapi sebenarnya sangat penting, terutama bagi blogger dan penulis.
Aplikasi ini bisa mencatat ide, memberikan wujud pada para ide yang berkeliaran. Karena fungsinya untuk menulis.
Terlebih lagi, perangkat ini mobile dan bisa dibawa kemanapun, bahkan ke dalam toilet sekalipun. Jadi, perangkat ini akan memudahkan Anda mencatat ide dimanapun, bahkan ketika sedang BAB ( Buang Air Besar) sekalipun.
3) Komputer
Tidak mobile. Butuh perlakuan khusus untuk mengoperasikannya. Meskipun demikian, tidak jarang para ide datang saat kita di depan perangkat ini.
Jangan tanyakan apa yang komputer bisa dilakukan. Perangkat keras yang satu ini diperlengkapi banyak program untuk mencatat ide.
Manfaat mencatat ide
Kalau tidak ada gunanya, sudah pasti mubazir namanya. Kalau mubazir, berarti sebenarnya tidak perlu dilakukan. Kalau tidak perlu dilakukan, saya tidak akan menulis artikel ini dan membagikannya kepada Anda.
Cukup banyak manfaat dari mencatat ide secara terus menerus. Apalagi kemudian dilanjutkan dengan pemilahan dan pengkategorian.
Bisa jadi, kalimat “Saya kehabisan ide” akan hilang dari peredaran.
Nah, kira-kira manfaatnya sebagai berikut
Penulis, Anda tidak akan kehabisan ide
Kalau suda melakukan pencatatan para ide dan masih berkata seperti ini, berarti ada yang salah dalam melakukannya.
Memiliki catatan berisi daftar ide berarti Anda memiliki stok ide. Anda hanya perlu memilih dan memilih dari yang sudah ada.
Mempercepat pembuatan artikel atau tulisan
Tidak perlu menghabiskan waktu untuk memikirkan ide apa yang harua ditulis, dengan memilih yang sudah terdaftar saja jelas menghemat waktu.
Lebih jauh lagi, apabila ide-ide tersebut sudah dipilah-pilah dan dikategorikan, maka hanya perlu dibuatkan kalimat lengkap dan susunannya.
Waktunya lebih sebentar dibandingkan langsung menuangkan apa yang melintas kepala dalam artikel.
Membuat alur tulisan lebih terorganisir dan rapi
Kalau ide-ide tadi sudah disusun membentuk sebuah kerangka, seorang penulis akan bisa menempatkan sebuah ide disisi ide yang lain.
Ide yang tidak berkaitan bisa dibuang atau ditunda pemakaiannya.
Hasilnya berbagai kalimat redundan atau berlebihan, atau yang tidak “nyambung” bisa diidentifikasi sejak awal. Hubungan antar paragraf pun akan lebih runtut dan berkesinambungan.
Pada akhirnya, tulisan menjadi lebih enak dibaca.
Kira-kira begitulah mengapa judul artikel ini “Mencatat ide itu sangat penting”.
Saya sering mengalami masalah terkait dengan ide. Selain faktor “U” alias umur dan usia, kehidupan sebagai salaryman atau orang gajian sekaligus blogger sering membuat ide menjadi mirip dengan tumpukan pekerjaan di kantor.
Sulit dicari. Tertumpuk oleh tumpukan lainnya.
Karena itulah, saya memanfaatkan, kalau tidak Samsung Galaxy Tab (versi murah saja) atau Hp lawas Xperia M untuk segera mencatat ide yang tiba-tiba nongol. Yang manapun yang ada di tangan saya, bukan masalah.
Yang terpenting saya bisa memberikan ide-ide tersebut wujud sehingga mereka tidak lagi ghoib dan susah dilihat.
Artikel ini adalah salah satu hasil dari kegiatan tersebut.