Membangun Blog Butuh Waktu Tidak Beda Dengan Membangun Kepercayaan

Bolehkah saya bertanya kepada Anda? Pertanyaan sederhana saja. Tidak rumit dan tidak akan memakan waktu lama.

Kamar atau ruangan dimana Anda sedang membaca tulisan ini, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendirikannya?

Bingung? Sebelum Anda mengatakan bahwa saya sedang kehilangan akal, ada baiknya tujuan dari pertanyaan itu dijelaskan.

Bukan sebuah masalah kalau jawaban Anda 3 bulan, 6 bulan, atau stau tahun. Semuanya akan tergantung pada ukuran, bentuk, perlengkapan, dan asesoris yang diinginkan, bukan begitu? Bukan sebuah masalah dan tidak akan dibahas disini.

Yang menjadi fokus adalah kata 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan seterusnya. Kata-kata ini menunjukkan panjang waktu yang diperlukan untuk mendirikannya. Waktu yang dipergunakan para tukang untuk menyusun bata atau batako satu demi satu, memasang kusen, menempatkan jalur listrik ke dalam ruangan tersebut sehingga bisa dipergunakan sebagaimana layaknya sebuah ruangan.

Hanya, hal tersebut tidak terlihat oleh siapapun yang berada di dalam ruangan itu saat ini. Para tukang yang mendirikan ruangan tersebut sudah tidak ada dan terlupakan. Siapapun yang memandang ruangan itu hanya akan menemukan sebuah tempat yang terang, nyaman dan enak ditinggali.

Siapapun sudah melupakan apa yang dilakukan para tukang bangunan. Tidak lagi menjadi penting karena ruangan sudah jadi.

Padahal kalau diperhatikan, tanpa mereka maka ruangan yang Anda pergunakan saat ini, tidak akan pernah ada.

Koreksi saya, apabila saya salah.

Membangun blog sama seperti mendirikan bangunan, butuh waktu!

Nah, sekarang Anda saya ajak untuk mengunjungi beberapa blog terkenal dunia, seperti Mashable, Problogger, Juragan Cipir, Max Manroe, Linda Ikeji dan lain sebagainya.

Luar biasa bukan.

Mereka sudah meraup ribuan dollar dari blog-blog tersebut. Ribuan dollar! Bahkan seperti Mashable, penghasilannya bisa mencapai milyaran rupiah per bulannya.

Terpukau.

Sudah pasti.

Begitu juga rasanya sulit untuk tidak “ngiler“, melihat pencapaian seperti itu. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan penghasilan ribuan dollar setiap bulan? Saya mau. Rasanya Anda juga pasti mau.

Lalu apa yang kita lakukan?

Bergegaslah kita membuat sebuah blog.

Mudah sekali, hanya 5 menit dengan menggunakan blogspot, sebuah blog akan lahir (tidak heran kalau jumlah blog sudah melebihi 1 milyar saat ini mudah sekali). Kalau menggunakan wordpress self hosted, butuh waktu lebih lama tapi hanya berkisar 2 – 24 jam saja.

Lalu diisilah blog-blog tersebut dengan tulisan-tulisan yang kita kehendaki. Ada yang bersifat umum, tetapi ada juga yang spesifik. Terserah pada pemilik blognya.

Blog pun kemudian diperlengkapi dengan berbagai plug in atau dikoneksikan dengan website yang bisa menyediakan data statistik, seperti Google Analytics. Memantau pergerakan pembaca tentu saja sangat diperlukan (dan bisa menyenangkan, tentunya).

Seminggu kemudian, statistik menunjukkan masih 0 pengunjung datang. Pikiran kita masih berkata “Ah, masih baru, tentu saja belum ada pengunjung”

Dua minggu kemudian, keresahan mulai datang karena hanya ada 1-5 pembaca setiap harinya. Berkelanalah kita ke berbagai sudut dunia maya mencari tips dan trik untuk membantu memperbanya pengunjung ke blog. Baik SEO white hat atau black hat dipertimbangkan.

Sebulan, semakin tinggi keresahan melihat hanya 100 orang perhari yang membaca artikel. SEO gagal! Promosi perlu dilakukan. Seperti saran dari berbagai blogger sukses, sebarkan link, lakukan blogwalking, masukkan ke social bookmarking. Semua cara harus dilakukan agar blog segera tenar dan menghasilkan.

Saat usia blog mendekati 3 bulan, kesewotan dan rasa malas mulai menghinggapi. Alasannya sederhana karena hanya ada 100 pengunjung yang hinggap setiap harinya, belum mencapai jutaan seperti blog-blog terkenal itu. Jangankan menghasilkan uang, mendatangkan pengunjung yang banyak saja sepertinya susah.

Lalu keputusan diambil.

Blogging atau ngeblog tidak potensial dalam menghasilan uang. Lebih baik mencari pekerjaan tetap yang sudah pasti. Titik tidak pakai koma.

Selesai sudah perjalanan ngeblog.

Mungkin Anda, saya tidak.

Saya memutuskan untuk tetap melanjutkan ngeblog meski sejauh ini, setelah 2 tahun, penngunjung dan pendapatan masih jauh dari para blog terkenal itu. Bahkan, saya memilih membuat belasan blog lainnya.

Mengapa hal ini saya lakukan?

Saya tidak tahu apa yang Anda lihat saat mengunjungi blog-blog terkenal itu. Kemungkinan besar angka ribuan dollarnya, iya kan? atau angka jutaan pengunjungnya? Bisa jadi.

Saya juga melihat data-data itu. Hanya, ada hanyanya lho. Saya melihat satu hal lagi dan itu yang sedang coba ditiru.

Hal itu adalah sebuah KERJA KERAS DAN KERJA CERDAS DALAM WAKTU YANG PANJANG.

O yah. Jelas sekali hal itu terlihat.

Tidak ada satupun cerita bahwa salah satu yang namanya masuk dalam kategori blogger sukses berpenghasilan ratusan juta rupiah atau ribuan dollar mendapatkan semua itu dalam waktu singkat. Tahunan, jarang yang sudah sukses setelah 2-3 tahun, mayoritas mendulang hasilnya setelah 5 tahun.

Silakan Anda browse sendiri berapa lama Mashable untuk mencapai angka 1 juta pengunjung. Bisa juga cari sedikit hstory seorang fashion blogger Indonesia, Diana Rikasari mendapatkan ketenarannya.

Di atas 5 tahun.

Selama itu mereka tidak henti menerbitkan artikel. Tidak berhenti memikirkan bagaimana mengembangkan blog yang mereka kelola. Tidak henti memikirkan berbagai topik yang menarik. Tidak henti mencoba menarik pembaca.

Panjang dan lama.

Mengapa membangun blog sukses membutuhkan waktu lama?

Sepertinya mudah. Memang terlihat mudah. Tidak berbeda dengan kalau kita melihat seorang tukang bangunan menempelkan bata demi bata ketika membangun dinding.

Tidak terlihat sulitnya. Toh, bata,.semen, dan pasir bisa dibeli. Air tersedia di rumah dan tinggal bayar rekening di akhir bulan.

Masalahnya terkadang kita lupa bahwa dengan hanya sebuah bata tidak bisa menempel hanya dengan semen, tidak juga dengan pasir. Bata baru menempel ketika benda-benda tersebut dicampur menjadi satu membentuk sebuah adonan tertentu.

Adonan tersebutlah yang membutuhkan keahlian si tukang. Semakin ahli ia maka daya rekatnya akan semakin kuat dan dinding akan bertahan lama.

Begitu juga dengan blog.

Menulis bukanlah hal yang terlalu sulit, walau bagi banyak orang sangat sulit. Seorang yang sudah sering menulis, semakin lama akan bisa menulis semakin cepat. Saya sendiri mampu menghasilkan 10-15 tulisan perhari (kalau tidak harus bekerja di kantor). Satu atau dua jam cukup untuk menghasilkan sebuah artikel 500-700 kata.

No problem.

Tetapi, apakah hal itu bisa memastikan bahwa blog saya akan sukses?

Sama sekali tidak.

Jauh dari itu.

Content is king memang benar. Tetapi, content tetap saja seperti semen,  pasir dan air. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus digabung menjadi satu sehingga membuat pembaca terikat dengan blog yang kita kelola.

Tanpa merasa ada keterikatan dalam bentuk apapun, maka tidak mungkin seseorang mau terus datang dan datang lagi. Mereka akan membaca dan kemudian pergi tanpa meninggalkan jejak.

Itulah yang harus dibangun oleh seorang blogger.

Sebuah keterikatan.

Keterikatan itu hanya bisa dibangun ketika pembaca menyukai dan percaya pada kita, si blogger. Tanpa itu maka tidak akan ada yang namanya keterikatan.

Sayangnya, menghadirkan rasa percaya itu bukanlah hal yang gampang. Butuh waktu lama dan bahkan sangat lama.

Tidak akan mudah bagi seseorang untuk mempercayai orang lain. Apalagi kalau mereka tidak kenal wajah, tidak pernah berhubungan, dan tidak pernah berinteraksi sebelumnya.

Sesuatu hal yang normal dan sesuai dengan kodrat manusia.

Bisakah Anda mempercayakan uang kepada seseorang yang Anda temui di jalan? Bisakah Anda mempercayai seseorang bagaimana cara menyembuhkan penyakit kalau dia bukan seorang dokter atau tabib? Bisakah Anda meminjamkan mobil kesayangan pada seseorang yang Anda temui di kereta?

Jawabannya TIDAK. Big NO.

Itulah mengapa membangun blog butuh waktu.

Bukan karena artikel, tetapi karena seorang blogger harus membangun kepercayaan pembaca kepada dirinya. Hal itu bukanlah sesuatu yang sangat mudah. Sama tidak mudahnya seperti saya sedang mencoba meyakinkan Anda bahwa saya seorang blogger yang baik.

Seperti di dunia nyata, dalam dunia blogging pun ada banyak cara untuk membangun keterikatan atau mendapatkan kepercayaan pembaca. Banyak sekali, tetapi intinya adalah

1) Pembaca harus menemukan apa yang mereka cari di blog kita

Mayoritas pengguna internet menggunakannya untuk mendapatkan informasi, walau bisa juga untuk hiburan. Kalau mereka menemukan informasi atau hiburan yang mereka butuhkan, maka mereka akan meluangkan waktu untuk membaca. Langkah awal membangun keterikatan dimulai

Kalau pembaca tidak menemukannya, maka mereka meninggalkannya.

2) Pembaca menemukan kepuasan

Setelah membaca mereka akan menjadi juri.

Juri pada apa yang disajikan kepada mereka. Apakah memuaskan atau tidak? Kalau memuaskan berarti bibit kepercayaan akan mulai tumbuh , kalau tidak berarti tidak ada bibit yang tertanam.

3) Pembaca menemukan kepuasan lagi, dan lagi



Pandangan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah Anda.

Salah satu iklan parfum pernah menggunakan slogan ini, tetapi sebenarnya salah.

Bukan terserah pembaca.

Kita lah yang harus memastikan agar mereka kembali, kembali, dan kembali lagi.

Seorang yang sudah merasa puas dengan pelayanan kita, maka ia akan cenderung kembali ke tempat yang sama untuk mendapatkannya lagi. Kalau ternyata kemudian, ia tidak menemukan lagi kepuasan yang sama, situasinya kembali ke langkah awal.

Ia akan menimbang apakah puas atau tidak. Kalau tidak puas, jangan harapkan ia akan kembali lagi. Kalau puas barulah kepercayaannya kepada kita akan meningkat.

Semakin sering ia mendapat kepuasan yang sama, semakin besar tingkat kepercayaannya. Keterikatan dengan blog kita akan semakin kuat.

Jadi, konsistensi dalam hal memberikan kepuasan adalah langkah yang sangat penting dalam hal membangun kepercayaan dan keterikatan.

Apakah hal ini bisa dilakukan dalam waktu sebentar? Tidak!

Berulangnya proses seperti ini pada seorang pembaca jelas membutuhkan waktu. Bisa sebulan, dua bulan, bahkan tahunan tergantung pada apa yang dirasakannya. Semua ini terlepas dari kendali kita. Bola sudah berada di tangan pembaca.

Itulah mengapa membangun blog sukses itu akan memerlukan kesadaran bahwa ada perjalanan panjang yang harus dihadapi.

Membangun blog itu memerlukan kesabaran. Tidak bedanya dengan seorang tukang bangunan menempelkan satu bata demi satu bata agar bisa membentuk sebuah dinding.

Berpikir bahwa semua hal itu bisa diraih dalam waktu singkat, justru akan menjebak seorang blogger dalam sebuah fatamorgana. Mereka melihat sesuatu yang sebenarnya merupakan impian mereka sendiri dan bukan realita atau kenyataan.

Sesuatu yang pada waktunya justru menjadi penghambat dirinya sendiri.

Leave a Comment